Memeriahkan Dies Natalis ke-68, Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan acara Pagelaran Wayang Kulit dengan lakon “Kumbakarna Senapati.” Pertunjukkan wayang semalam suntuk tersebut dibawakan oleh dalang Ki Sigit Djono Saputro asal Cilacap. Kegiatan yang dilaksanakan pada Jumat (15/12) di Halaman Balairung, Gedung Pusat UGM tersebut ramai dihadiri masyarakat dari berbagai kalangan.
Sigit menjelaskan bahwa lakon Kumbakarna Senapati dipilih untuk memberikan contoh kepada para penonton bagaimana perjuangan seorang Kumbakarna dalam membela tanah airnya, negara Ngalengka karena rasa cinta tanah airnya yang besar. Kumbakarna tetap maju berperang menghadapi bala tentara titisan Wisnu yang mustahil dikalahkannya. Kumbakarna tak rela negaranya diinvasi bala tentara kera dari Pancawati.
“Ia berperang bukan karena membela kakaknya, Rahwana yang salah, melainkan membela dan menjaga tanah airnya dari kehancuran,” jelas Sigit.
Rektor UGM, Prof. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., yang turut menyaksikan pagelaran wayang tersebut mengatakan bahwa lakon tersebut dirasa pas dengan tema Dies Natalis UGM ke-68 ini yakni “Bersama Belasa Bangsa dan Negara.” Menurut Panut, nilai-nilai positif dari semangat Kumbakarna dalam membela negaranya perlu dicontoh para mahasiswa.
“Para mahasiswa dapat berjuang dengan konteks zaman ini seperti berinovasi turut membantu meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat,” tutur Rektor.
Ilyas Al akbar, salah satu penonton mengaku senang dengan diadakannya pagelaran wayang ini. Menurut Ilyas, pagelaran wayang dalam rangka Dies Natalis UGM ke-68 ini sangat baik karena secara tidak langsung turut melestarikan budaya Indonesia. Senada dengan Ilyas, salah satu penonton lainnya Rahmi Sabrina Hamami berpendapat bahwa acara ini sangat baik untuk melestarikan buduaya Indonesia.
“Acara ini dapat menjadi pengingat kita untuk terus melestarikan dan jangan melupakan salah satu budaya yang kita miliki yakni wayang,” ujar Rahmi. (Humas UGM/Catur;foto: Bani)