FISIPOL UGM pada tahun ini diberi kesempatan untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan The 2018 Asian Association for Public Administration (AAPA) Annual Conference pada tanggal 22-23 Maret 2018.
Dihadiri akademisi, praktisi, serta pejabat pemerintahan dari 20 negara Asia, konferensi ini menjadi ajang pertukaran ide dan gagasan mengenai konsep dan pelaksanaan kegiatan administrasi negara yang berpihak kepada rakyat dan mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
“Pemerintahan itu sangat penting. Dan salah satu tujuan utama pemerintah adalah untuk mencapai 17 tujuan dari SDGs yang meliputi beragam aspek mulai dari pendidikan, kesehatan, lingkungan, hingga keadilan sosial,” ujar Ketua AAPA, Dr. Pan Suk Kim, dalam upacara pembukaan konferensi ini, Kamis (22/3).
Dalam sambutannya, ia memaparkan bahwa kebijakan publik menjalankan peran yang penting dalam pencapaian target SDGs. Di samping itu, negara-negara Asia saat ini juga dihadapkan pada lanskap politik global yang terus berubah serta munculnya era baru revolusi industri. Menghadapi hal tersebut, negara-negara Asia, menurutnya, harus bekerja sama untuk bisa muncul sebagai kekuatan yang disegani oleh dunia.
“Yang kita butuhkan di Asia itu adalah kerja sama dan bukan konflik. Perlu ada saling pengertian untuk bisa mewujudkan kesejahteraan bersama,” imbuhnya.
Konferensi ini sendiri diselenggarakan atas kerja sama antara FISIPOL UGM, AAPA, Lembaga Administrasi Negara (LAN), Indonesian Association for Public Administration (IAPA), serta Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB).
Tema yang diangkat dalam pertemuan kali ini adalah Reinventing Public Administration in a Globalized World: A Non-Western Perspective. Eksplorasi terhadap perspektif kebijakan publik non-barat menjadi fokus dari konferensi ini agar negara-negara berkembang di Asia tidak perlu lagi mengadopsi model dari negara-negara barat yang relatif lebih maju.
“Fokusnya terletak pada perspektif non-barat. Saya harap acara ini bisa menghasilkan banyak pandangan yang membangun untuk Asia,” kata Pan.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak., yang turut membuka konferensi ini mengutarakan apresiasinya atas penyelenggaraan acara yang ia anggap penting ini. Riset dalam bidang administrasi publik, menurutnya, merupakan salah satu topik riset yang paling penting di samping riset-riset di bidang teknologi pangan, pertahanan, energi terbarukan, maritim, dan 5 fokus riset lainnya.
“Sangat penting bagi kita untuk mengembangkan riset di dalam bidang administrasi negara. Kita menyadari bahwa perlu ada perubahan yang dramatis, dan saya harap konferensi ini menjadi media bagi pertukaran informasi yang bermanfaat,” ujar Nasir.
Senada dengan hal tersebut, Ketua IAPA, Prof. Dr. Eko Prasojo, mengatakan bahwa Indonesia menempatkan reformasi sektor publik sebagai salah satu prioritas. Untuk mempromosikan reformasi tersebut, beberapa aspek yang penting di antaranya pembangunan kepercayaan, fasilitasi dan pemberdayaan, penjangkauan, serta inovasi. Aspek-aspek tersebut ia harap dapat terbangun melalui konferensi yang mempertemukan pakar-pakar dari berbagai negara ini.
Pembukaan konferensi AAPA ditandai dengan pemukulan gong oleh Menristek Dikti dengan didampingi Ketua AAPA, Ketua IAPA, Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., Dekan FISIPOL UGM, Dr. Erwan Agus Purwanto, serta guru besar Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik FISIPOL UGM, Prof. (ret.) Dr. Sofian Effendi.
“Harapannya di dalam rangkaian acara ini kita bisa merefleksikan kebijakan dan strategi kita,” ucap Rektor UGM. (Humas UGM/Gloria; Foto: Firsto)