Kebun Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Pertanian (KP4) UGM tengah mengembangkan tenaga listrik berbahan bakar biogas yang merupakan hasil fermentasi kotoran sapi secara anaerob dalam wadah digester tertutup.
Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang mempunyai konsep Education for Sustainable Development (EfSD) pada berbagai penelitian bidang pertanian secara terpadu, konsep 7R diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Yang dimaksud dengan 7R adalah reduce, reuse, recycles, refill, replace, repair, dan replant, yang berarti: pengurangan bahan, pemanfatan kembali, daur ulang, pengisian ulang, penggantian, perbaikan, dan penanaman kembali, Salah satu penelitian yang sedang dikembangkan KP4 adalah pemurnian biogas yang saat ini telah banyak dikenal masyarakat. Biogas tidak hanya dihasilkan dari limbah ternak, tetapi juga dari limbah organik lainnya, seperti sampah organik. KP4 UGM dengan tim peneliti, Dr. Ambar Pertiwiningrum, Dr. Wiratni, dan Iwan Setiawan, S.T., mengembangkan teknologi pemurnian biogas CH4 hingga mempunyai tingkat kemurnian yang tinggi agar mampu meningkatkan nilai kalori pembakaran dan menjadikan biogas sebagai pengganti bahan bakar bensin pada mesin generator.
Penelitian yang dikembangkan UGM di bawah koordinasi Riset Unggulan Nasional ini dilakukan di KP4 UGM dengan memanfaatkan limbah-limbah organik yang ada. Dari hasil pemurnian tersebut, biogas digunakan untuk pembangkit listrik. Dalam pengembangannya, biogas bahkan telah dapat dimasukkan ke dalam tabung elpiji 3 kg dan 12 kg. Keunggulan lain dari penelitian ini adalah tingkat kemurnian gas metan yang dihasilkan sudah mencapai 80-85%. KP4 saat ini mempunyai digester tertutup sebesar 5m3, yang mampu menyuplai energi listrik bagi genset 1000 watt sebesar 3.000–5.000 watt selama 5 jam. Pemurnian biogas juga dapat dimanfaatkan untuk pengganti bensin sehingga mesin tidak mudah korosi. Dengan begitu, mesin menjadi lebih stabil dan awet. Bahan-bahan pemurniannya pun banyak tersedia di alam ini.
Melihat fungsi dan kegunaannya, untuk melindungi teknologi pemurnian biogas akan dipatenkan dengan nama GAMA BIOGAS. Menurut Kepala KP4, UGM, Dr. Ir. Cahyono Agus D.K., M.Sc., pendaftaran paten pada sebuah teknologi sangat penting artinya, yakni untuk melindungi teknologi tersebut agar tidak dijiplak oleh pihak lain. Peluang kerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah dilakukan untuk lebih lanjut mengembangkan teknologi biogas ini. (KP4 UGM)