ICRS Yogya akan menggelar konferensi bertajuk Songs of Peace and Reconciliation pada 31 Maret–3 April mendatang di Yogyakarta Plaza Hotel. Menurut rencana, kegiatan ini akan menghadirkan 14 musikolog dan sarjana teologi dari berbagai belahan dunia. Selain Indonesia, acara juga akan diikuti oleh berbagai negara, yakni Mesir, Libanon, Afrika Utara, dan Amerika Serikat (AS).
Roberta R. King, Ph.D. selaku panitia kegiatan mengatakan konferensi ini merupakan wadah untuk mengkaji dan membandingkan musik dan seni di kalangan umat Islam dan Kristen. “Kegiatan ini ditujukan untuk mengeksplorasi bagaimana hubungan musik, lagu, dan budaya dalam kehidupan beragama. Apakah melalui ketiganya bisa digunakan untuk meningkatkan kesadaran dari keyakinan keagamaan dan pandangan dunia sebagai sarana untuk mendorong interaksi serta toleransi antar komunitas agama yang berbeda?,” ujar staf pengajar komunikasi dan etnomusikologi di Fuller Theological Seminary, California, ini di Ruang Fortakgama UGM, Selasa (30/3).
Masih dalam satu rangkaian kegiatan, lanjut Roberta, juga akan digelar konser musik di Lembaga Indonesia Perancis (1/4). Dalam konser akan ditampilkan pertunjukan dari Suarasama (Sumatera), Mustafa Said (Mesir), Marsius Tinambunan dan tim paduan suara Universitas Kristen Duta Wacana, serta Dr. William Hodges (AS). Konser kali ini merupakan yang kedua kalinya setelah konser pertama “Define Love” diselenggarakan di Beirut, Libanon, pada April 2009.
Ditambahkan oleh Dr. Sooi Ling Tan, acara ini disponsori Fuller Theological Seminary melalui dana hibah dari Luce Foundation. Hasil konferensi selanjutnya akan didokumentasikan dalam bentuk film dan jurnal. (Humas UGM/Ika)