Tim ekspedisi Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Gadjah Mada (Mapagama) melakukan pengarungan jeram-jeram di Sungai Asahan.
Ekspedisi ini dilakukan sebagai ajang untuk mengasah kemampuan pengarungan sebelum tim Mapagama UGM bertolak untuk menjalani pengarungan di Sungai Franklin Australia pada bulan November 2018 mendatang.
Tim yang beranggotakan 10 orang tersebut bertolak ke Kabupaten Asahan, Sumatera Utara pada 28 Agustus sampai 5 September 2018. Selama tiga hari, pada 1-3 September 2018 mereka menaklukan jeram-jeram di Sungai Asahan.
Koordinator tim ekspedisi, Lutfi Perdana, mengatakan kegiatan pengarungan yang bertajuk Gladimadya Toya Toba ini merupakan ajang latihan kedua menghadapi UGM International Expedition V di Sungai Franklin Australia. Sungai Asahan dipilih sebagai tempat try out karena keunikan jeram yang dimiliki.
“Sungai Asahan didominasi jeram-jeram dengan tingkat kesulitan grade 4. Sungai ini sangat baik khususnya bagi Angkatan Bara Cempaka yang tertarik di kegiatan olahraga arus deras,” jelasnya, Senin (17/9) di Kampus UGM.
Lutfi menyampaikan selama ekspedisi mereka melakukan dua kali pengarungan di upper section pada hari pertama ekspedisi. Lalu, di hari kedua melakukan sekali pengarungan di upper section dan pengarungan di lower section. Kemudian di hari terakhir melakukan sekali pengarungan di upper section.
Selain melakukan pengarungan, dalam kegiatan itu mereka sekaligus melakukan penelitian terkait jeram di Sungai Asahan. Hasil penelitian yang didapatkan nantinya diharapkan dapat memberi wawasan baru bagi penggiat olahraga arus deras.
Dalam ekspedisi pengarunagn di Sungai Asahan kali ini diikuti oleh Lutfi Perdana (Filsafat), Rais Kun Fajar (Teknik), Nur Laily Adhliya (Sekolah Vokasi), Suryo Abdi Pangestu (Sekolah Vokasi), Iqbal Setya Nugraha (Psikologi), Unggul Hasudungan Sidabalok (Sekolah Vokasi), Hafidz Wibowo (MIPA), Muhammad Burhan Aziz (MIPA), serta Dimas Satria Wicaksono (Sekolah Vokasi), Irfan Hafiyyansah (Hukum). (Humas UGM/Ika)