• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Promosi Doktor
  • Melindungi Kedaulatan Negara Atas Dasar Prinsip RESD

Melindungi Kedaulatan Negara Atas Dasar Prinsip RESD

  • 18 Juli 2019, 13:25 WIB
  • Oleh: Agung
  • 4220
  • PDF Version
Dalam BIT, Prinsip RSED Lindungi Negara dan Investor Asing
Dalam BIT, Prinsip RSED Lindungi Negara dan Investor Asing
Dalam BIT, Prinsip RSED Lindungi Negara dan Investor Asing
Dalam BIT, Prinsip RSED Lindungi Negara dan Investor Asing
Dalam BIT, Prinsip RSED Lindungi Negara dan Investor Asing
Dalam BIT, Prinsip RSED Lindungi Negara dan Investor Asing

Eksistensi kedaulatan suatu negara merupakan prinsip hakiki dari negara-bangsa (nation-state) dan menjadi asas utama dalam hubungan internasional, termasuk dalam perjanjian investasi bilateral atau Bilateral Investment Treaty (BIT). BIT ini berfungsi sebagai instrumen hukum internasional untuk mendukung tata kelola Penanaman Modal Asing yang dibangun di atas premis hubungan reciprocal atau hubungan timbal balik yang saling menguntungkan (mutual benefit) antara perlindungan investasi bagi negara asal investor (home state) pada satu sisi, serta pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran negara tuan rumah (host state) pada sisi lain.

Mutia Evi Kristhy, S.H., M.Hum, dosen Fakultas Hukum Universitas Palangkaraya, menuturkan secara teoretis penandatanganan BIT akan memberikan manfaat bagi negara tuan rumah dan investor. Sayangnya, implementasi BIT saat ini menimbulkan perdebatan dan kritik. BIT yang seharusnya menunjukkan karakter hubungan timbal balik, ternyata hanya bersifat formalitas dan tidak seimbang karena implementasinya lebih menguntungkan investor negara-negara maju.

Kritik dan perdebatan paling tajam muncul dalam wacana di tingkat nasional dan internasional karena rezim BIT dipandang tidak hanya berkaitan dengan aspek ekonomi semata, melainkan juga memengaruhi aspek penting dari suatu negara yaitu kedaulatan tuan rumah. Pemerintah Indonesia pun mengambil kebijakan terminasi sejumlah BIT dan salah satu faktor penyebab terminasi karena kerangka BIT dan implementasinya saat ini dapat menginterferensi kedaulatan regulatif, yudikatif dan adminitrasi negara tuan rumah.

“Karena itu, berdasar latar belakang tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi suatu prinsip alternatif bagi pemerintah Indonesia untuk membangun suatu kerangka BIT dengan tetap berpegang pada prinsip perlindungan investor dan menjaga kedaulatan negara. Prinsip tersebut berupa prinsip Right to Economic Self- Determination (RESD)," ucap Mutia Evi di Fakultas Hukum UGM, Kamis (18/7).

Mengungkap persoalan tersebut dalam ujian terbuka Program Doktor Fakultas Hukum UGM, Mutia Evi menuturkan pemerintah Indonesia dapat melindungi kedaulatannya dalam negosiasi dan formulasi BIT dengan negara mitra atas dasar prinsip RESD. Klaim RESD sendiri dimiliki oleh Indonesia karena negara dapat membuktikan bahwa Indonesia memiliki kemauan dan kemampuan menjalankan tiga prinsip utama implementasi kedaulatan negara.

Ketiga prinsip utama kedaulatan tersebut adalah bertanggung jawab (responsibility), sesuai tata pemerintahan yang baik (good governance) dan standar keadaban (standard of civilization) internasional. Ketiga prinsip tersebut diwujudkan dalam kemauan dan kemampuan negara untuk menjamin polical good dalam menjalankan hubungan investasi asing dengan investor asing dan negara mitra.

“Political good dalam konteks ini adalah pemerintahan yang demokratis (democracy), supremasi hukum (rule of law), tata pemerintahan yang baik (good governance) dan pemberantasan korupsi," ujarnya.

Dalam disertasinya berjudul Relevansi Prinsip Right To Economic Self Determination Terhadap Kedaulatan Indonesia Dalam Bilateral Investment Treaty (BIT), Mutia Evi kembali menandaskan bila Indonesia memiliki posisi tawar dalam negosiasi dan formulasi BIT. Berdasar relevansi prinsip RESD dalam konteks BIT, prinsip ini menjamin dua fungsi yaitu melindungi Indonesia dan melindungi kepentingan investor asing.

Perlindungan terhadap investor tercermin dalam pemenuhan ekspektasi investor, diantaranya risiko perlakuan sewenang-wenang dan diskriminasi serta jaminan hukum yang transparan, konsisten dan adil. Selain itu, adanya insentif dari negara tuan rumah untuk investor asing setelah investasi dilakukan dan lain-lain.

“Seluruh ekspektasi tersebut secara prinsip dapat dipenuhi karena pemerintah Indonesia memiliki kemampuan dan kemauan negara untuk menjamin suatu pemerintahan yang demokratis berdasarkan supremasi hukum, menjamin tata pemerintahan yang baik dan pemberantasan korupsi dalam seluruh proses penanaman modal asing di dalam negeri," tutur Mutia Evi didampingi tim promotor Prof. M. Hawin, S.H., LL.M., Ph.D dan Dr. Heribertus Jaka Triyana, S.H., LL.M., M.A. (Humas UGM/ Agung)

Berita Terkait

  • Manifestasi Kedaulatan Negara Menghadirkan Kesejahteraan dan Kebahagiaan

    Thursday,26 June 2014 - 11:04
  • Fakultas Peternakan Siapkan Blueprint Kedaulatan Pangan Hasil Ternak

    Friday,09 June 2017 - 12:58
  • Indonesia Belum Sepenuhnya Implementasikan Norma RtoP

    Tuesday,03 December 2019 - 13:43
  • Membedah Kewenangan ASEAN Dalam Membuat Perjanjian Internasional Tanggap Darurat Bencana Alam

    Monday,09 July 2018 - 14:43
  • Kebijakan Negara harus Perhatikan Prinsip Heterogenitas dan Nilai Kelokalan

    Thursday,11 September 2008 - 9:15

Rilis Berita

  • Mahasiswa UGM Gelar Forum Mahasiswa Untuk Pilih Rektor Baru 19 May 2022
    Mahasiswa mengadakan acara “Forum Mahasiswa UGM: Memilih Rektor Periode 2022-2027” ya
    Ika
  • UGM Press Terbitkan Buku Antioksidan dalam Penanganan Sindrom Metabolik 19 May 2022
    UGM Press menerbitkan buku berjudul “Antioksidan dalam Penanganan Sindrom Metabolik“
    Gloria
  • Kementerian Desa PDTT dan UGM Kerja Sama Pengembangan Kawasan Transpolitan 19 May 2022
    Ika
  • Kominfo Dorong Anak Muda Kuasai Teknologi Digital 19 May 2022
    Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI, Johnny G. Plate, mengundang anak muda yang me
    Gusti
  • UGM Manfaatkan Lahan Tidur di Klaten Untuk Pengembangan Padi Unggul 18 May 2022
    Fakultas Pertanian UGM berkolaborasi dengan Taman Sehat Rejosari (Tasero) Delanggu Klat
    Gusti

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 30May International Academic Conference on Tourism (INTACT) 2022 ...
  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual