• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pakar UGM: Aksi Massa Generasi Milenial Masih Miliki Kelemahan

Pakar UGM: Aksi Massa Generasi Milenial Masih Miliki Kelemahan

  • 07 November 2019, 15:21 WIB
  • Oleh: Ika
  • 2119
Pakar UGM Nilai Aksi Massa Generasi Millenial Masih Miliki Kelemahan

Aksi massa mahasiswa dan elemen masyarakat beberapa waktu lalu cukup masif di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Yogyakarta dengan aksi #GejayanMemanggil.

Sosiolog UGM, Arie Sujito, menilai kendati berlangsung damai, namun aksi massa yang sudah berlangsung tiga jilid dengan mengatasnamakan Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) tersebut dinilai masih mengandung kelemahan. Menurutnya, aksi massa seperti #GejayanMemanggil harus dilihat secara objektif supaya esensinya tidak mengalami distorsi atau bahkan terjebak dalam ‘festival politik’.

Arie mengatakan aksi massa akan menjadi relevan apabila bertujuan memengaruhi dan mendorong agar demokrasi lebih baik. Namun, jika dalam praktiknya tidak memiliki kejelasan arah maka menjadi tidak produktif.

 "Mobilisasi massa oke, demonstrasi oke, tetapi jebakan terhadap praktik dan tindak kekerasan harus dicegah. Oleh karena itu, kesadaran datang sebagai subjek itu harus ada dalam setiap aksi sosial, siapapun yang melakukan,” tuturnya saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk ‘Revolusi Milenial! HAM, Demokrasi dan Pembangunan Di Masa Reformasi di University Club UGM, Rabu (6/11).

Ketidakjelasan arah aksi demonstrasi, disebutkan Arie, terjadi ketika massa yang bergerak tidak benar-benar memahami apa tujuan aksi. Selain itu, juga belum melakukan kajian mendalam terkait tuntutan-tuntutan yang akan disampaikan.  

 “Saya kira setiap aksi itu harus lahir dari proses dorongan mereka untuk tujuan apa sebuah aksi. Biasa dalam sejarahnya itu harus ada dukungan, harus kita apresiasi. Tapi pada saat yang sama, pada saat aksi selesai harus ada kritik autokritik supaya apakah aksi ini akan menjawab sesuai harapan atau tidak? supaya terus berbenah,” paparnya.

Dalam pandangannya aksi #GejayanMemanggil masih memiliki kelemahan. Kendati begitu Arie menyampaikan apresiasi terhadap upaya aksi tersebut karena masih ada sensitivitas politik di dalamnya.

“Tapi menjadi tidak jelas tujuanya untuk sekadar aksi atau untuk perubahan atau untuk apa? Karena itu spektrumnya luas, siapapun bisa bergabung waktu itu dengan tuntutan yang beragam. Saya rasa itu poinnya,” tandas Arie.

Salah satu aktivis mahasiswa yang turut dalam #GejayanMemanggil, Gendis Syari Widodari, mengungkapkan aksi #GejayanMemanggil merupakan upaya untuk menciptakan kesamaan gerak atas banyaknya tuntutan masyarakat atas kebijakan pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat.

Namun demikian, Gendis sepakat dengan Arie Sudjito bahwa aksi massa tidak menjadi ‘karnaval politik’. Menurutnya, gerakan itu hadir memang perlu melihat konteks. Dalam mengkritisi kebijakan publik, massa aksi perlu memiliki tingkat pemahaman yang lebih atas isu yang akan diusung dalam aksi.(Humas UGM/Ika)

Berita Terkait

  • PLN Ajak Generasi Milenial Membangun Negeri

    Thursday,25 April 2019 - 12:28
  • Generasi Milenial Peduli Energi Berkelanjutan

    Friday,16 August 2019 - 14:32
  • Tarik Minat Generasi Milenial Geluti Pertanian Lewat Jambore Petani Muda

    Wednesday,25 September 2019 - 11:35
  • Generasi Milenial Kunci Masa Depan Bangsa Lebih Sehat

    Wednesday,29 January 2020 - 16:09
  • Kaum Milenial Banyak Gunakan Bahasa Humor Dalam Menyampaikan Aspirasi Politik

    Monday,21 October 2019 - 15:30

Rilis Berita

  • Raih Doktor Usai Teliti Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong 27 January 2023
    Peneliti Ahli Utama, Pusat Riset Sumberdaya Geologi, BRIN, Ir. Chusni Ansori, M.T., dinyatakan lu
    Agung
  • Rektor UGM Paparkan Konsep HPU di Kampus UNRAM 27 January 2023
    Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), memaparkan konse
    Satria
  • UGM Sosialisasikan Pembangunan Zona Integritas di Lingkungan Kampus Menuju WBK dan WBBM 27 January 2023
    UGM melakukan kegiatan sosialisasi pembangunan zona integritas di lingkungan kampus, Jumat (27/1)
    Ika
  • UGM Cetak Doktor Double Degree Pertama Kerja Sama Fakultas Biologi UGM-University of Montpellier 27 January 2023
    UGM berhasil meluluskan doktor program double degree pertama kerja sama antara program Doktor Bio
    Ika
  • Angkat Topik Penelitian terkait Kanker Mata pada Anak, Purjanto Raih Gelar Doktor 26 January 2023
    Disertasi berjudul Ekspresi PD-L1, Taz, Serta Index Proliferasi Ki-67 sebagai Faktor Pr
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual