Prinsipal (pemegang saham) dengan manajer berpeluang mengalami konflik keagenan. Manajer yang sarat akan pengambilan risiko cenderung tidak memaksimalkan kepentingan prinsipal. Salah satu cara untuk mengurangi konflik dengan penyusunan kontrak optimal. Hal ini diungkapkan Etik Kresnawati dalam ujian terbuka program doktor FEB UGM, Selasa (6/10). Etik dalam kesempatan itu mempertahankan disertasinya berjudul Pengaruh Program Opsi Saham Manajemen Terhadap Kinerja Perusahaan: Analisis Teori Keagenan dan House Money Effect.
“Cukup penting pengujian dengan model mediasi moderasian untuk kefektifan POSM (Pengaruh Program Opsi Saham Manajamen),”katanya.
Menurutnya Etik model ini menawarkan sebuah penjelasan proses keefektifan POSM yang mensyaratkan kebersediaan penerimanya untuk menanggung risiko perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukan tiga poin penting, pertama pengujian yang menghubungkan PSOM dan kinerja menunjukan hasil tidak signifikan ketika kinerja diukur dengan IKK, ROE, dan ROA. Kedua, TM semakin bersedia mengambil risiko dengan semakin banyak menggunakan hak opsi saham. Ketiga, kebersediaan TM menanggung risiko perusahaan dengan menggunakan hak opsi saham sehingga berimbas pada peningkatan kinerja perusahaan.
“Penelitian ini memiliki unsur kebaruan karena terkait program opsi saham manajemen,”ungkapnya
Penelitian yang dilakukan Etik menawarkan solusi untuk mengatasi konflik keagenan. Sebab, model mediasian yang digunakan oleh Etik mendorong penyelerasan risiko antara prinsipal dan manajemen.
“Perusahaan sebaiknya menggunakan periode penahanan agar penerima POSM tidak segera menjual saham hasil penggunaan opsi sahamnya. Dengan tetap sebagai manajemen-pemilik, peningkatan kinerja perusahaan dapat bertahan lebih lama,” katanya (Humas UGM/Putri)