Universitas Gadjah Mada mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Waisai, Raja Ampat, melalui penerjunan mahasiswa pada program Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) 2017.
Sejak 23 desember 2017 hingga 9 Februari 2018 mendatang, 24 mahasiswa UGM membuat berbagai program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat. Program unggulan yang dijalankan berfokus pada peningkatan sumber daya manusia di Desa Warmasen dan Desa Bonkawir.
“Program utamanya adalah peningkatan sumber daya manusia,”jelas Koordinator Mahasiswa Unit, Waisai Naufal Fakhri Erlangga, Minggu (5/3) saat menerima kunjungan Rektor UGM bersama jajaran pimpinan universitas di lokasi KKN Desa Warmasen, Kecamatan Kota Waisai, Kabupaten Raja Ampat.
Naufal mengatakan rendahnya kualitas pendidikan masih menjadi persoalan utama di Waisai. Hal itu terjadi akibat minimnya fasilitas dan keterbatasan sumber daya manusia yaitu guru untuk mendukung pelaksanaan belajar mengajar.
“Bahkan saat ini masih ada siswa tingkat SMP yang belum bisa membaca,”ungkapnya
Selain itu, persoalan lain yang muncul yaitu sejak adanya peraturan khusus yang mengalihkan pengelolaan dan kewenangan pendidikan di sekolah tingkat SMA dan SMK menjadikan fungsi pengawasan kurang baik. Keberadaan guru terbatas dan tidak selalu hadir di sekolah setiap harinya.
“Kami pun berupaya membantu dengan mengajar anak-anak,” paparnya.
Di Waisai para mahasiswa UGM ini mengajar siswa tingkat SD hingga SMA/SMK sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Tidak ketinggalan mengajarkan pendidikan anti korupsi kepara para pelajar.
Disamping peningkatan kualitas sumber daya manusia, para mahasiswa memiliki sejumlah program unggulan lain, seperti pemberdayaan perempuan dengan menginisiasi terbentuknya PKK dan memberikan pelatihan diversifikasi pengolahan ikan dalam bentuk nugget. Selanjutnya, memberikan pelatihan pembuatan kompos dan vco, melakukan pemetaan tempat wisata dan mengembangkan sistem informasi wisata Waisai, serta pengembangan wisata mangrove.
Rektor UGM, Prof.Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., menyampaikan program KKN memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk belajar dan melakukan pengabdian kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini mahasiswa dapat menyaksikan secara langsung keadaan dan persoalan yang ada di masyarakat serta menumbuhkan empati kepada masyarakat di daerah-daerah yang belum mengalami kemajuan.
“Indonesia tidak hanya Jawa, Kalimantan, Sumatera yang relatif lebih maju. Dengan KKN ini adik-adik bisa melihat Indonesia yang sebenarnya, ada potensi yang luar biasa namun belum tertangani dengan baik,” kata dia.
Menurutnya, dengan kehadiran mahasiswa KKN di Waisai turut membuka jalan bagi masyarakat Waisai yang masih tertinggal dengan kualitas pendidikan rendah karena minimnya fasilitas dan keterbatasan sumber daya manusia.
“Perjuangan adik-adik telah memberikan secercah harapan baru. Oleh sebab itu, penting untuk terus menjaga keberlanjutan program semacam ini,” ucapnya.
Menanggapi persoalan terkait lemahnya fungsi pengawasan pendidikan sejak pengalihan pengelolaan tingkat SMA dan SMK dari kabupaten ke provinsi, Panut menyebutkan UGM akan mendorong pemerintah memformulasikan kembali kebijakan yang cocok dengan kondisi masing-masing daerah, termasuk di Papua Barat.
UGM sebagai lembaga pendidikan, dikatakan Panut, selain menerjunkan mahasiswa KKN untuk membantu dan belajar di masyarakat juga memiliki program untuk mengakomodasi anak-anak yang berada di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Hanya saja program yang dilaksanakan belum dapat menjangkau seluruh daerah tersebut sehingga menjadi pekerjaan rumah bagi UGM untuk menjadikan sebaran KKN bisa lebih merata.
Selama dua hari, 3-4 Februari 2018 Rektor bersama rombongan meninjau lokasi KKN di Waisai. Sebelum berkunjung dan melakukan dialog langsung dengan para mahasiswa KKN, Rektor berkesempatan menghadiri sekaligus menutup Festival Raja Ampat, Sabtu (3/2) yang diselenggarakan para mahasiswa KKN UGM.
Sekda Kabupaten Raja Ampat, Dr. Yusuf Salim, menyampaikan apresiasi atas upaya yang dilakukan mahasiswa UGM. Program kegiatan mahasiswa KKN PPM UGM ini diharapkan mampu mengubah sikap mental masyarakat yang lebih maju.
“Kami sangat berterima kasih pada UGM. Kehadiran mahasiswa KKN benar-benar membantu pemerintah dalam mengubah sikap perilaku masyarakat,” terangnya.
Sementara itu, Rektor UGM berharap melalui kegiatan KKN ini mahasiswa tidak hanya belajar di masyarakat, tetapi juga turut membantu pengembangan daerah. Dengan begitu, dapat diperoleh manfaat yang saling menguntungkan.
“Semoga program yang dijalankan bisa bermanfaat tidak hanya bagi mahasiswa, namun juga masyarakat. Kami dari UGM juga meminta kepada pemerintah daerah Kabupaten Raja Ampat untuk terus bersedia menjadi lokasi penerjuanan KKN UGM,” kata Rektor. (Humas UGM/Ika)