“Kerja sama Radio Republik Indonesia dan UGM sudah tepat untuk mewujudkan kesatuan serta kemakmuran NKRI,” tutur Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., Rektor UGM.
Penuturan Prof. Panut tersebut membuka talkshow yang berjudul “Sinergi Membangun Negeri” pada Rabu (12/9) sore di Balairung UGM. Acara ini diselenggarakan oleh RRI bekerja sama dengan UGM untuk memperingati Hari Radio Nasional yang ke-73 serta Dies Natalis UGM ke-69.
Panut melanjutkan bahwa dalam mewujudkan kemakmuran negeri ini, UGM sudah banyak melakukan upaya. “Salah satunya dalam menanggapi bencana, seperti yang terjadi di Lombok awal bulan ini,” ujarnya.
Ia menyebut Indonesia merupakan supermarket bencana karena posisi geografisnya. Dalam menanggapi kondisi tersebut, UGM membentuk tim Disaster Response Unit (DERU). Tim ini dibentuk agar selalu siap merespons bencana yang terjadi.
“Melalui DERU, UGM menyaring sivitasnya, baik dosen maupun mahasiswa, yang ingin berpartisipasi dan selanjutnya langsung diterjunkan ke lokasi bencana,” ungkapnya.
Selain DERU, Prof. Irfan Dwidya Prijambada, Direktur Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM, menyebut UGM juga selalu menghilirkan hasil penelitiannya kepada masyarakat yang membutuhkan. “Hal itu merupakan salah satu upaya kami untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Indonesia,” sebutnya.
Hilirisasi teknologi, menurut Prof. Irfan, biasanya dimulai dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan tiap tahunnya. Ia menerangkan bahwa KKN biasanya terlaksana selama 3-5 tahun untuk satu daerah.
“Tahun pertama untuk memetakan permasalahan. Tahun kedua untuk mencari solusi permasalahan dan mendiskusikannya dengan masyarakat setempat. Lalu, tahun ketiga baru memulai program penyelesaian masalah tadi,” ungkapnya.
Sementara itu, RRI memiliki peran sendiri sebagai pemersatu dan pembangun negeri ini. Dwi Hernuningsih, Dewan Pengawas RRI, mengungkapkan selama ini, RRI selalu menyiarkan semua informasi bagi masyarakat yang membutuhkannya.
Hal itu, papar Nuning, seperti RRI cabang Mataram yang tetap hadir di tengah-tengah situasi gempa bumi Lombok. RRI Mataram menjadi pusat relawan berkumpul sebab semua informasi tentang gempa masuk ke sana. “Dalam kondisi bencana semacam itu, hanya radiolah satu-satunya alat komunikasi yang masih berfungsi,” ungkapnya.
Selain bantuan informasi, RRI Mataram juga terjun langsung ke lokasi bencana untuk membantu warga. “RRI melakukan sosialisasi penanggulangan bencana, membangun kelas darurat untuk pelajar, serta memberikan trauma healing melalui berbagai program radio kita,” paparnya.
Nuning menyebutkan apa yang telah dikerjakan oleh RRI Mataram itu sesuai dengan semangat kelahiran RRI. “73 tahun lalu RRI didirikan sebagai salah satu media perjuangan untuk mempertahankan dan membangun bangsa, tentu sekarang pun masih tetap sama,” serunya.
Ia mengungkapkan sebenarnya para pekerja RRI juga ketakutan di sana. Namun, mereka tetap menjalankan tugas mereka agar arus informasi tidak terputus. “Kita akan selalu menjaga agar siaran ini selalu mengudara 24 jam setiap harinya,” ungkapnya.
Nuning menerangkan kerja sama dengan UGM juga sudah dilakukan selama ini. Melalui program KKN, RRI melatih mahasiswa untuk bisa menyiarkan berita jika suatu saat dibutuhkan, seperti dalam kondisi bencana kemarin.
Mengenai kelanjutan kerja sama, ia berharap sinergi ini dapat diteruskan untuk ke depannya, mengingat sudah adanya kesepakatan antara UGM dan RRI. “Hasil penelitian dari UGM juga sudah pernah kita siarkan, termasuk mengenai kebencanaan kemarin. Hal yang belum tinggal masalah pembelajaran saja,” sebutnya.
Narsudin, S.Sos., salah satu Anggota DPRD Lombok Utara, membenarkan semua upaya, baik dari RRI maupun UGM tadi. Ia menyebutkan bahwa upaya dari RRI dan UGM tadi telah membantu membangkitkan masyarakat secara fisik maupun psikologis.
“Berkat bantuan dari RRI dan UGM, proses rekonstruksi Lombok menjadi lebih cepat. Saya mewakili warga Lombok mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Saya berharap bantuan ini akan terus berlanjut sampai Lombok benar-benar pulih,” pungkasnya. (Humas UGM/Hakam;foto: Firsto)