Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., dan President Kochi University of Technology (KUT), Jepang, Prof. Masahiko Isobe, D.Eng., menandatangani perjanjian kerja sama dalam bidang akademik, Selasa (16/10) di Ruang Sidang Pimpinan UGM.
Kerja sama yang disepakati meliputi pertukaran mahasiswa, staf, dan dosen, serta riset kolaboratif. Selain itu, juga pertukaran informasi akademik dan riset, publikasi, keahlian saintifik, seminar, konferensi, maupun simposium bersama.
Mahasiko Isobe menyampaikan rasa terima kasih kepada UGM atas kesediaan menjalani kerja sama dengan Kochi University of Technology. Menurutnya, UGM merupakan universitas terdepan di Indonesia sehingga menjadi sebuah kesempatan besar untuk membuat kesepakatan bersama dengan UGM.
Dia menjelaskan bahwa KUT berdiri tahun 1997 yang pada awalnya merupakan perguruan tinggi swasta. Selanjutnya, status berubah menjadi perguruan tinggi publik pada tahun 2009.
“Melalui kerja sama akademik ini harapannya bisa memberikan manfaat bagi KUT dan UGM serta kedepan memperluas kerja sama dalam bidang-bidang lainnya,” jelasnya
Dalam kesempatan tersebut dia turut menyampaikan rasa prihatin atas musibah gempa bumi dan tsunami yang menimpa masyarakat Sulawesi Tengah. Jepang dan Indonesia, kata dia, memiliki banyak kesamaan seperti negara kepulauan, memiliki garis pantai yang panjang, serta memiliki kesamaan latar belakang terkait bencana tektonik seperti gempa serta tsunami.
“Jepang dan Indonesia punya banyak kesamaan sehingga harapannya dari kerja sama ini nantinya bisa memberikan solusi terhadap persoalan bangsa,” ujarnya.
Rektor UGM menyampaikan ucapan terima kasih pada KUT atas simpati terhadap bencana yang menimpa masyarakat Palu. Dia pun berharap kolaborasi antara UGM dan KUT nantinya bisa dilaksanakan dengan baik sehingga bisa bermanfaat tidak hanya bagi UGM dan KUT, tetapi juga berkontribusi bagi bangsa dan negara.
Panut mengatakan Indonesia dan Jepang memiliki ikatan kerja sama yang sangat dekat. Selain itu, juga memiliki kesamaan sebagai negara yang rawan bencana. Oleh karena itu, Indonesia perlu banyak belajar ke Jepang dalam menangani bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami dan lainnya.
“Dalam pengembangan sains dan teknologi di Jepang sangat ekstra ordinary. Harapannya Indonesia dan UGM bisa belajar pada Jepang terkait hal itu,” jelasnya.
Panut memaparkan UGM memiliki banyak riset dalam berbagai bidang. Dengan kerja sama yang dilakukan dengan KUT diharapkan mampu meningkatkan riset-riset yang ada UGM. Selain itu, juga melaksanakan joint degree program master, pertukaran mahasiswa, dan pelaksanaan join seminar untuk penguatan mutu pendidikan.
“Semoga kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat bisa segera tercapai dengan kolaborasi yang kuat diantara UGM dan KUT,”pungkasnya. (Humas UGM/Ika/foto:Firsto)