Ribuan wisudawan baru UGM mendapat wejangan dari Ketua Majelis Wali Amanat UGM sekaligus Menteri Sekretaris Negara RI, Prof. Dr. Pratikno, M. Soc., Sc., pada upacara wisuda program sarjana dan diploma periode IV tahun 2017/2018, di Grha Sabha Pramana UGM, Rabu (29/8). Ia mengajak para wisudawan untuk pandai membaca peluang agar bisa mengambil peran dari proses revolusi industri yang tengah berjalan saat ini. Menurutnya, prestasi bisa diraih oleh siapa pun bagi mereka yang memiliki semangat inovatif, bekerja keras dan pandai membaca peluang. “Tidak ada hal yang tidak mungkin, asal kita fokus, bekerja keras dan berani membuat terobosan,” kata Pratikno.
Kepada wisudawan baru, Pratikno mengatakan zaman telah berubah, perubahan yang sangat radikal tersebut berupa disrupsi. Beberapa nama perusahaan ternama yang dikenal di beberapa dekade silam bisa tenggelam dengan perubahan teknologi. “Siapa sangka Kodak yang berjaya bisa hilang dari peredaran atau Nokia yang merajai di zaman saya, sudah tidak Anda kenal lagi,” katanya.
Menurut Pratikno rumus disrupsi bukanlah yang besar mengalahkan yang kecil, namun sebaliknya yang kecil bisa menantang yang besar. “Dalam era disrupsi sekarang ini yang cepat mengalahkan yang lamban dan yang inovatif mengalahkan yang statis,” ujarnya.
Di dunia yang terdisrupsi, kata Pratikno, kemajuan sudah tidak lagi berupa tahapan melainkan berupa lompatan. Ia mencontohkan perusahaan Bukalapak dalam waktu singkat mampu menjadi perusahaan e-commerce nasional. Bahkan, Gojek mampu menjadi perusahaan transportasi besar. “Siapa sangka berawal dari tugas mata kuliah, Bukalapak kini menjadi perusahaan e-commerce nasional dan berawal hobi naik ojek, Nadiem mampu menjadikan Gojek jadi perusahaan transportasi besar Indonesia tanpa memiliki kendaraan,” paparnya.
Pratikno sempat menyinggung bahwa perkembangan ekonomi Indonesia dalam lima tahun terakhir memang mendukung bagi anak muda untuk terjun dalam perubahan inovasi teknologi revolusi industri 4.0. Pratikno menyebutkan saat ini angka ketimpangan gini ratio Indonesia turun 0,389 yang menurutnya terendah dalam 6 tahun terakhir. Lalu, angka inflasi dalam tiga tahun bisa ditekan hingga kisaran 3,5%. Selain itu, peringkat Ease of Doing Businees Indonesia melompat 48 peringkat ke posisi 72 tahun ini. “Siapa sangka global competitiveness kita naik 5 peringkat menjadi posisi 36,” katanya.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyomo, M.Eng., D.Eng., dalam pidato sambutannya mengatakan beberapa tahun terakhir banyak sekali anak-anak muda yang mendirikan startup dengan ide-ide yang dapat mengubah dunia. Menurut Rektor, para anak muda ini mendirikan wirausaha sosial yang memiliki tujuan mulia, memadukan keahlian berusaha dengan ketulusan hati membantu sesama manusia. “Kami berharap saudara juga bisa menjadi bagian dari terobosan itu,” ucapnya.
Sebagai lulusan UGM, kata Rektor, para wisudawan mampu memenuhi panggilan serta harapan besar untuk keluar sebagai pemenang di era disrupsi, menjadi motor perubahan, serta mewujudkan pembangunan nasional berbasis pengetahuan dan teknologi.
Seperti diketahui, kali ini Universitas Gadjah Mada kembali meluluskan 3.693 orang sarjana dan diploma, terdiri 2.550 lulusan sarjana, dan 1.143 diploma. Prosesi wisuda dilaksanakan selama dua hari, 29-30 Agustus di Grha Sabha Pramana. Untuk hari pertama, Rabu (29/8), sebanyak 1.853 lulusan yang diwisuda, terdiri 1.424 lulusan program sarjana dan 419 lulusan diploma.
Masa studi rata-rata untuk wisudawan program sarjana adalah 4 tahun 4 bulan dengan watu studi tersingkat diraih oleh Paxia Novarin dari Prodi Hubungan Internasional yang lulus dalam waktu 3 tahun 3 bulan 13 hari. Sedangkan masa studi rata-rata untuk program diploma adalah 4 tahun 2 bulan dengan waktu studi tersingkat diraih oleh Erwin Darmawan dari Prodi D3 Metrologi dan Intrumentasi, Sekolah Vokasi, yang lulus dalam waktu 2 tahun 8 bulan 2 hari.
Lulusan termuda untuk program sarjana diraih oleh Nadia Fauzia Rahmah dari Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, yang menyelesaikan studi sarjananya pada usia 19 tahun 6 bulan 23 hari. Sedangkan dari program diploma, lulusan termuda diraih oleh Alda Tri Maharani dari Prodi D3 Pariwisata, Sekolah Vokasi, yang menyelesaikan studi diplomanya pada usia 19 tahun 3 bulan 19 hari.
Lulusan program sarjana yang meraih indeks prestasi kumulatif tertinggi diraih oleh Afrizal Luthfi Anggara dari Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, yang lulus dengan IPK 3,99. Sedangkan IPK tertinggi untuk lulusan diploma diraih oleh Lathifa Rahmah dari Prodi D3 Bahasa Korea, Sekolah Vokasi, yang lulus dengan IPK 3,98. (Humas UGM/Gusti Grehenson;foto: Firsto)