Berdasarkan data dari WHO pada tahun 2014, kanker serviks menempati peringkat kedua sebagai penyebab kematian tertinggi di dunia. Walaupun sudah banyak metode penyembuhan yang bisa dijalani, tapi fakta tersebut membuktikan ketangguhan penyakit ini. Tren pengobatan pun akhirnya bergeser pula. Back to Nature akhirnya menjadi pilihan ketika pengobatan modern tidak lagi menjanjikan.
Berdasarkan fakta tersebut, tiga mahasiswa Farmasi UGM menawarkan solusi obat baru bagi penderita kanker serviks. Tim yang terdiri dari Ragil Anang Santoso, Amadea Sylvia Lienaningrum, dan Eunice Dwininta Bangun ini menciptakan obat NEJIWAR (Nanoemulsi Ekstrak Jinten Hitam dan Ekstrak Awar-awar). NEJIWAR merupakan sediaan nanoemulsi berbasis bahan alam.
Sediaan nanoemulsi dipilih, menurut Ragil, karena dapat meningkatkan ketersediaan hayati sehingga dapat meningkatkan administrasi obat dalam tubuh. Selain itu, tanaman jinten hitam dipilih sebab kandungan aktif timokuinon-nya yang dapat menginduksi kematian sel secara terprogram (apoptosis) pada sel kanker. Terakhir, pemilihan awar-awar karena kandungan aktifnya berupa tiloforin yang bersifat sitotoksik terhadap sel kanker.
Dengan bimbingan Prof. Dr. Ratna Asmah Susidarti, M.S., Apt., tim ini mampu memproduksi obat ini dalam kurun waktu lima bulan. Ragil menuturkan hal itu sudah termasuk proses penelitian. Langkah setelah itu meliputi beberapa pengujian, yakni determinasi keaslian bahan, uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan GC-MS untuk identifikasi senyawa. Kemudian, uji sitotiksisitas dan uji siklus sel untuk mengetahui aspek biologisnya. Terakhir, uji ukuran partikel serta potensial zeta untuk mengetahui stabilitas produk nanoemulsi yang diperoleh. (Humas UGM/Hakam)