Har Kanker Anak-anak Sedunia atau International Childhood Cancer Day (ICCD) diperingati setiap 15 Februari. Tahun ini, Hari Kanker Anak Sedunia 2022 mengusung tema ‘Kelangsungan Hidup yang Lebih Baik’. Sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya mengenali gejala kanker pada anak, Raisa Radio UGM menyelenggarakan bincang-bincang santai bertemakan “Hari Kanker Anak Sedunia: Mengenal Gejala Dini Kanker pada Anak” pada Selasa, (15 /2).
dr. Pudjo Hagung Widjajanto, Ph.D, Sp.A(K), Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FK-KMK UGM, memaparkan bahwa tidak hanya orang dewasa saja yang bisa mengidap kanker, bahkan anak dan bayi yang baru beberapa hari hidup dunia juga bisa mengidap kanker.
“Pertama, kanker adalah suatu keadaan penyakit yang bisa mengancam segala umur. Ia bisa mengenai siapapun dari berbagai kalangan. Tren menunjukkan bahwa kanker adalah penyakit yang akan kita hadapi di masa yang akan datang sehingga mengenali kanker sifatnya mutlak agar pengobatannya bisa menjadi lebih optimal. Karena konsepnya semakin awal diawali maka harapannya akan semakin tinggi untuk penyembuhannya,” papar Pudjo.
Pudjo menyampaikan pada dasarnya kanker pada anak memiliki perbedaan dengan kanker dari orang dewasa.
“Kanker pada orang dewasa banyak dipengaruhi oleh pola hidup yang tidak sehat seperti rokok, alkohol, dan tentunya orang dewasa lebih lama hidup sehingga paparan terhadap unsur yang bersifat patogenik atau karsinogenik lebih besar. Sedangkan pada anak umumnya disebabkan kelainan di dalam tubuh yang menghasilkan terjadinya kanker atau bersifat bawaan. Persamaannya adalah dalam hal pengertian, yaitu pertambahan jumlah tidak terkendali dari sel tubuh yang telah berubah sifatnya menjadi sel kanker,” paparnya.
Tanda dan gejala kanker pada anak menurut Pudjo sudah diterbitkan dengan baik oleh Kementrian Kesehatan RI melalui poster. Gejala tersebut diantaranya adalah pertama sakit kepada yang yang menetap atau berat dan muntah (biasa terjadi pada pagi hari atau dapat memburuk dari hari ke hari). Kedua, nyeri pada tangan, kaki atau tulang dan bengkak tanpa riwayat trauma atau infeksi. Ketiga, perubahan-perubahan yang terjadi pada mata, seperti terlihatnya manik putih, juling, hilangnya penghilatan, dan memar atau bengkak di sekitar. Keempat, penurunan berat badan atau demam tanpa sebab yang jelas, batuk yang menetap atau sesak nafas, dan berkeringat di malam hari. Kelima, terlihat benjolan atau pembengkakan yang tidak nyeri dan tanpa demam atau adanya tanda-tanda infeksi yang lain. Keenam, pucat, memar atau pendarahan dan nyeri tulang, serta perut yang membuncit.
“Tanda dan gejala tersebut harus kita kenali dengan baik, menyikapi dengan bijak dan tidak menolak fakta atau kondisi yang ada. Beberapa orang tua terkadang menolak jika ada anak yang mempunyai kemungkinan kanker. Kami menyayangkan jika sikap ini dipertahankan karena akan merugikan. Kita sebaiknya memastikan diagnosisnya ke rumah sakit jika terdapat gejala dan mematuhi prosedur yang ada. Jika sudah dipastikan kanker maka kita harus menyesuaikan diri demi masa depan anak,” urainya.
Penulis: Desy