Gubernur DIY, Sri Sultan HB X menegaskan bahwa sebagai ujung tombak perubahan bangsa, perguruan tinggi harus terlibat secara langsung sebagai agen perubahan di masyarakat. Perguruan tinggi diharapkan tidak hanya berperan sebagai miniatur laboratorium kehidupan , akan tetapi juga sebagai learning center bagi masyarakat.
“ Kampus sebaiknya bisa menjadi pusat pembelajaran untuk masyarakat karena pengetahuan dalam berbagai bentuknya dan pendidikan sebagai sarana pengetahuan merupakan bagian penting dalam kehidupan bermasyarakat. Pengetahuan bukan saja untuk menopang kesejahteraan, namun juga untuk mengangkat martabat bangsa,†urainya saat menyampaikan pidato dies dalam peringatan Hari Pendidikan Tinggi Teknik (HPTT) ke-67, Senin (18/2) di Fakultas Teknik UGM.
Selain dapat menjadi tempat pembelajaran masyarakat, perguruan tinggi juga perlu memulihkan perannya dengan melakukan transformasi kelembagaan. Trasformasi mencakup penyelarasan strategi, struktur, sistem, hubungan antar stakeholder, staf, kemampuan, kepemimpinan, dan berbagi nilai. Langkah ini diharapkan merevitalisasi perannya agar mampu mewujudkan perguruan tinggi menjadi pusat keunggulan akademik, kontributor ilmu pengetahuan baru, pemberdayaan masyarakat, serta relevansi sosia†Umumnya pendidikan tinggi Indonesia tertinggal, bahkan terasing dari kebutuhan dan realitas sosial, ekonomi, dan buday amasyarakatnya. Oleh sebab itu restrukturisasi, rekonstruksi, reposisi, dan revitalisasi berbagai fungsi dan komponen organisasi dibutuhkan dalam proses transformasi ini,†terangnya.
Bertepatan dengan peringatan HPTT kali ini, Sultan berpesan agar FT UGM tidak hanya melestarikan warisan pendirinya saja, tetapi dengan menggali, menguji, berpikir, dan enelaah beragam potensi kekuatn dan kemungkinan untuk pemberdayaan. Langkah tersebut penting dilakukan agar pengembangan teknologi sosial yang dilakukan FT UGM sejalan cita-cita keistimewaan DIY . Upaya tersebut melibatkan tiga aktor pendukung keistimewaan yaitu Kraton, Kampus, dan Kampung , yang dalam ketiganya terus berlangsung proses ngulir budi yang berjelanjutan. “Melalui sinergi ini, dimana FT UGM jadi salah satu unsur Kampus, niscaya keistimewaan akan semakin kokok dan berkembang,†tandas Sultan.
Dalam kesempatan itu Sultan mengungkapkan bahwa saat ini provinsi DIY tengah berupaya memperkuat sinergi dengan perguruan tinggi di wilayah Yogyakarta dalam pelaksanakaan KKN sebagai wujud memperkokoh keistimiewaan DIY. Program tersebut perlu dikordinasikan karena pelaksanaaan KKN tidak hanya sebagai tempat pembelajaran bagi mahasiswa, tetapi juga untuk pendampingan bagi masyarakat.
“ Selama ini pelaksaan KKN kebanyakan yang menentukan programnya berasal dari perguruan tinggi itu sendiri, padahal programnya belum tentu sesuai dengan program pemda yang berbasis kebutuhan di masyarakat. Karenanya kita berupaya mengkkordinasikan pelaksaaan KKN antara perguruan tinggi dengan pemerintah daerah di wilayah Yogyakarta,†jelas Sultan.
Hingga saat ini setidaknya tergabung 24 perguruan tinggi di Yogyakarta dalam program ini. Namun yang telah secara aktif terlibat baru 14 perguruan tinggi dengan melibatkan kurang lebih 24.500 mahasiswa. Adapun program KKN difokuskan dalam usaha pengentasan kemiskinan di Yogyakarta.
Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc., Sc., mengatakan sinergi perguruan tinggi dengan pemerintah daerah dalam pelaksanaan KKN merupakan salah satu wujud yang dilakukan perguruan tinggi dalam mendukung keistimewaan Yogyakarta. “Sebenarnya kerjasama antar perguruan tinggi di Yogyakarta dalam pelaksanaan KKN sudah lama kita lakukan, tetapi saat ini lebih diperkuat lagi untuk mempercepat kontribusi perguruan tinggi bagi keistimewaan Yogyakarta,†katanya usai acara.
Sebagai tindak lanjut dari upaya tersebut, disebutkan Pratikno, dengan melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah di Yogyakarta. Desain KKN menggunakan database dari pemerintah daerah mencakup hal-hal prioritas yang dibutuhkan masyarakat. “ Pelaksaaan KKN bekerjasama dengan pemerintah daerah harapannya agara tidak terjadi hal duplikatif ataupun malah belum ada satupun yang melakukan program yang belum ada. Namun saat ini diprioritaskan ke arah peningkatan kesejahteraan yaitu pengentasan kemiskinan di DIY ,†jelasnya
Sementara Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., menyebutkan bahwa Fakultas Teknik berupaya mengawal perkembangan teknologi unntuk mempercepat pencapaian cita-cita keistimewaan Yogyakarta maupun kemajuan bangsa. Hal tersebut dilakukan melalui pencapaian keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif dalam bidang teknologi. “FT UGM berusaha keras mengambil peran signifikan dalam pemecahan berbagai persoalan bangsa melalui inovasi dan teknologi,†terangnya saat menyampaikan laporan dekan FT UGM tahun 2012.
Sejumlah capaian telah diperoleh sepanjang tahun 2012. Dalam bidang pendidikan salah satunya dengan penyelenggaraan program fast track sejak tahun 2011/2012 yaitu program pembelajaran jenjang S1 dan S2 secara berkesinambungan dalam waktu 5 tahun yang hingga saat ini telah diikuti 171 mahasiswa. Sementara di bidang kemahasiswaan, mahasiswa FT telah menorehkan sederet prestasi baik di tingkat nasional maupun internasional seperti meraih medali emas dalam InnoServe Contest 2012, medali perunggu pada International Robot Contest 2012, menyabet 2 emas dan 1 perak dalam Robogames 2012 di Amerika Serikat. Selanjutnya di bidang riset fakultas teknik secara berkelanjutan mengembangkan penelitian dengan berbagai strategi dan mendorong para tenaga pengajarnya melakukan penelitian. (Humas UGM/Ika)