Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Prof. Dr. Ir. Suratman, M.Sc menyatakan potensi geografis Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan menjadi sumber potensi kekayaan alam. Karena itu, sumber daya manusia dituntut harus bersikap bijak dan berfikir untuk mengelola dan mengurus potensi tersebut. “Saya berharap semua peserta mampu berfikir dan bertindak kreatif dalam memanfaatkan sumber daya alam dengan berdasar konsep 5 A, Agro-produksi, Agro-industry, Agro-teknologi, Agrobisnis dan Agro-wisata,â€tuturnya di KP4 UGM, Senin (4/2) saat membuka workshop “Pengembangan Teknologi Tepat Guna dalam Sistem Pertanian Terpadu Integrasi Sawit-Sapiâ€.
Workshop sekaligus studi banding diselenggarakan Kebun Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Pertanian (KP4) UGM bekerjasama dengan Fakultas Peternakan UGM dan PT. Perkebunan Nusantara V Riau berlangsung selama tiga hari, tanggal 4 s.d 6 Februari 2012. Peserta workshop berasal dari mitra binaan PTPN V Riau dengan menghadirkan pembicara Dr. Cahyono Agus, Prof. Dr. Bambang Hendro, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, Ir. Bambang Suhartanto, DEA dan I Gede Suparta Budi Satria, Ph.D.
Kepala KP4 UGM, Dr. Cahyono Agus, Kepala KP4 UGM menungkapkan model pertanian terpadu berkelanjutan mampu menghasilkan pangan berwujud hewani dan nabati. Produk-produk yang dihasilkan antara lain pakan, papan, pupuk, energi, air dan lingkungan hidup yang memiliki nilai ekonomi, ekologi dan sosial budaya secara optimal.
“Integrasi ternak dalam perkebunan sawit merupakan salah satu skema guna mendukung Jihad Kedaulatan Pangan, terutama daging. Jihad kedaulatan pangan, ini memerlukan komitmen yang sinergis dari seluruh komponen ABCG, academic, business, community dan government,â€papar Agus.
Kata Agus Indonesia mempunyai kemampuan, kemauan dan kesempatan untuk berkedaulatan pangan.Namun komitmen ekonomi dan politik tersebut perlu untuk lebih didorong.
Pendapat senada disampaikan Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus. Seruan Jihad Kedaulatan Pangan perlu untuk para mujahid-mujahid pangan di Indonesia. Ia berharap kegiatan semacam ini memunculkan integrasi yang berkelanjutan antara perkebunan kelapa sawit dan peternakan, khususnya peternakan sapi.
Selama mengikuti workshop seluruh peserta serius mencermati, mengamati dan berharap mampu mengimplementasikan kegiatan workshop. Hampir semua peserta berkeinginan segera mengerjakan dan mewujudkan pertanian terpadu Sawit dan Sapi ditempat asal mereka.
Selain materi di kelas, peserta mendapat kegiatan praktek lapangan dan studi banding ke peternak binaan. Dengan materi-materi tersebut, mereka diharapkan paham penguasaan transfer teknologi tepat guna pertanian terpadu seperti pembuatan pakan ternak,pembuatan pupuk organik, intalasi GAMA Biogas, motor atau mesin berbahan bakar biogas serta manajemen usaha peternakan dapat langsung diterapkan pada peternakan sapi dalam integrasi perkebunan sawit. (Humas UGM/ Agung)