Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM kembali meluluskan 131 dokter hewan baru yang terdiri dari 78 wanita dan 53 pria. Dengan demikian hingga saat ini FKH UGM telah meluluskan 4.167 dokter hewan.
Lulusan dokter hewan terbaik dalam pelantikan dokter hewan periode ini diraih oleh Alfarisa Nururrosi dengan perolehan IPK 3,88. Sementara lulusan termuda diraih Diptya Cinantya yang berhasil lulus dalam usia 22 tahun 6 bulan. “ Masa studi pendidikan profesi dokter hewan kali ini rata-rata ditempuh 1 tahun 4 bulan,†ucap Dekan FKH UGM, Dr. drh. Joko Prastowo, M.Si., dalam acara Pelantikan Dokter Hewan di Grha Sabha Pramana (GSP).
Joko Prastowo mengatakan bahwa dokter hewan saat ini dihadapkan pada tantangan yang sangat berat. Salah satunya merebaknya kembali virus Afian Influensa atau yang lebih dikenal sebagai Flu Burung. Belum lama, virus ini tidak hanya menyerang pada ayam tetapi telah menyebabkan kematian itik dalam jumlah yang cukup besar sehingga menimbulkan kerugian hingga Rp. 4 Miliar. “ Karenanya sebagai dokter hewan bisa ikut andil dalam menangani persoalan ini,†katanya.
Selain itu, Dekan berpesan agar lulusan dokter hewan FKH UGM senantiasa menjunjung tinggi dan menunjukkan profesionalisme sebagai dokter hewan di dunia kerja. Juga berkomitmen terhadap ilmu pengetahuan dan pengembangan teknologi bidang veteriner. “Meskipun sudah bekerja harapannya selalu meng-update pengetahuan dan belajar terus menerus. Kampus selalu siap untuk menjadi mitra Anda,†ujarnya.
Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia, Dr. Wiwiek Bagja, menyampaikan bahwa dokter hewan memiliki peran penting dalam menjamin hewan hidup maupun produk-produk hewan adalah sehat bagi manusia, hewan, dan lingkungan. Memastikan baik hewan hidup produk-produk hewan tidak menjadi sumber penyebaran penyakit. Juga memberikan jaminan bahwa hewan atau produk hewan tersebut sehat dan tidak berbahaya. “ Dan tak kalah penting mengadvokasi kesejahteraan hewan, itu juga menjadi tugas dokter hewanyang tidak bisa diabaikan,†terangnya.
Wiwiek berharap kedepan dokter hewan juga bisa ikut berperan dalam meningkatkan jumlah populasi hewan penghasil daging, susu, dan telur. Pasalnya hingga kini, kebutuhan akan ketiganya sebagian besar masih dipenuhi dengan mengimpor. “Lama-lama kita bisa terkena food trap. Untuk itu dokter hewan diharapkan bisa ikut meningkatkan jumlah populasi hewan penghasil daging, telur dan susu sehingga kita tidak perlu mengimpor lagi,†jelasnya. (Humas UGM/Ika)