YOGYAKARTA-Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggagas organisasi pemuda yang ada saat ini menjadi organisasi profesi. Dari sekitar 300 ribu organisasi pemuda yang ada di seluruh Indonesia baru ada satu organisasi pemuda yang merupakan organisasi profesi.
“Banyak organisasi pemuda namun bukan sebagai organisasi profesi, “terang Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Kemenpora, Dr. Alfitra Salam, pada Seminar Nasional Kontribusi untuk Kemajuan dan Kesejahteraan Indonesia: Tantangan dan Daya Saing Pemuda Indonesia dalam Komunitas ASEAN 2015, Sabtu (15/12) di kampus FISIPOL UGM.
Alfitra Salam menambahkan idealnya ratusan organisasi pemuda tersebut bisa menjadi organisasi profesi. Organisasi profesi yang fokus pada pengembangan sektor-sektor penting seperti pangan, pertanian, pendidikan dan lingkungan.
“Yang bisa jadi prioritas misalnya pada sektor lingkungan, ketahanan pangan dan energi,â€imbuhnya.
Sementara itu terkait Komunitas ASEAN 2015, Indonesia menurut Alfitra sebaiknya mendudukan posisinya untuk bekerjasama dan bukan bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya. Untuk menjembatani hal itu perlu diangkat beberapa isu yang bisa dibuat kerjasama, seperti isu bencana alam maupun HAM.
Namun di sisi lain, ada beberapa isu tentang pemuda yang harus dicarikan solusi seperti definisi pemuda dari segi umur, posisi pemuda dan hubungannya dengan negara serta hubungan pemuda dengan kekuasaan.
“Tidak semua negara itu punya kementerian pemuda. Selain itu posisi pemuda dan negara ada yang berbeda. Misalnya, Singapura dan Malaysia posisi pemuda identik dengan negara,â€terang Alfitra.
Sekjend Kemenakertrans, Dr. Ir. Muchtar Lutfi, MMA mengatakan masyarakat perlu mengantisipasi tantangan kerjasama komunitas secara lebih kreatif dan bertanggungjawab. Pemuda merupakan salah satu segmen masyarakat yang cukup strategis dalam pembentukan Komunitas ASEAN 2015.
“Para pemuda harus mengakumulasi ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya sehingga dapat dikembangkan dan dihargai bagi masyarakat dunia,â€kata Lutfi.
Dirjend Kerjasama ASEAN Kemenlu, Drs. I Gusti Agung Wesaka Puja menjelaskan bahwa ASEAN Youth Forum menyepakati pentingnya penguatan peran pemuda dalam rangka mendukung terwujudnya Komunitas ASEAN 2015, antara lain untuk memperkuat keterampilan kewirausahaan pemuda dalam rangka peningkatan kapabilitas dan penghargaan dalam memasuki labour market, dan mendorong pertumbuhan industri kreatif yang dijalankan oleh wirausahawan muda.
“Selain itu untuk menanamkan nilai-nilai kepemimpinan dalam pembangunan pemuda,â€kata Wesaka (Humas UGM/Satria AN)