American Corner Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PAS (Public Affairs Section) Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta menyelenggarakan Seminar Agama bertema “Islam in The West: Hubungan antara Islam dan Kristen, Past and Present”.
Seminar diselenggarakan pada hari Senin, 24 Januari 2005 di Ruang Seminar UPT Perpustakaan UGM Unit I Lt. 3 (Utara Grha Sabha Pramana UGM).
Sebagai pembicara adalah Prof. Ibrahim M. Abu Rabi’ (Professor of Islamic Studies and Christian-Muslim Relations, the Macdonald Center for the Study of Islam and Christian – Muslim Relations, USA).
Peserta seminar adalah mahasiswa UGM, staf pengajar UGM, mahasiswa dan staf pengajar dari luar UGM, wakil dari SMU-SMU di Yogyakarta, Pondok Pesantren di Yogyakarta dan Jawa Tengah, serta beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat dan media cetak.
Menurut Prof. Ibrahim M. Abu Rabi’, Hubungan antara Islam dan Kristen akarnya sama, Kristen merupakan bagian dari Islam. Kalau pun terjadi perbedaan antara Islam dengan Kristen, dahulu tidak terlalu jauh. Namun yang terjadi sekarang perbedaan itu sangat besar dan tajam, ditengarai dengan berbagai peristiwa konflik di beberapa daerah di Indonesia atau di belahan bumI yang lain.
“Persoalan ini yang perlu mendapat perhatian mengapa perbedaan sangat besar, padahal akarnya sama. Perbedaan itu juga bisa dipicu oleh negara berbasis agama atau sekularisme dan bagaimana Islam dan Kristen menyikapinya,” ujar Prof. Ibrahim M. Abu-Rabi’.
Dalam diskusi Prof. Ibrahim M. Abu Rabi’ juga mengungkapkan bagaimana Amerika menyikapi Islam, hubungan Islam dengan Kristen pada masa lalu maupun sekarang dengan akar yang sama. Selain itu juga membicarakan tentang negara berbasis agama dan sekularitas.
Menjawab pertanyaan bagaimana dengan negara Indonesia, Guru Besar pada Islamic Studies and Christian-Muslim Relations, the Macdonald Center for the Study of Islam and Christian-Muslim Relations ini mengatakan, orang Islam di Indonesia berpikir negara dipandang dari sudut agama. Kebijakannya sangat dipengaruhi oleh agama termasuk partai-partai.
“Akibatnya kalau ada kesalahan dalam negara, maka dengan mudah ditimpakan kepada partai-partai atau lembaga agama karena telah mempengaruhi negara. Zaman penjajahan juga telah banyak mempengaruhi Islam. Sebab dengan datangnya penjajah selalu membawa misionaris, sehingga tidak ada lagi agama tunggal, karena penjajah juga membawa agama lewat misionaris,” kata Prof. Ibrahim.
Adanya diskusi semacam ini menurut Kepala Perpustakaan UGM Drs. Ida Fajar Priyanto MA agar perpustakaan benar-benar menjadi rumah pengetahuan. Siapa saja boleh bicara, diskusi, seminar di perpustakaan. Ini supaya perpustakaan lebih dipandang dan tempat untuk berkumpul siapa saja. Perpustakaan tempat mengekspresikan semua ilmu pengetahuan dan dari kalangan apapun.
“Dengan adanya seminar dan diskusi ini yang menghadirkan pembicara dari luar negeri supaya menambah wawasan masyarakat, karena perpustakaan sangat terbuka untuk umum. Perpustakaan modern dan berkembang terbuka sebagai tempat berkumpul orang-orang dengan berbagai latar belakang. Tempat pertemuan antara agama dengan latar belakang yang berbeda,” kata Ida Fajar Priyanto.
Prof. Ibrahim M. Abu Rabi’ menekuni bidang Studi Islam, Sejarah Intelektual Islam dan Arab Modern, Religi Dunia, Religi dan Sisiologi, Filosofi Politik dan Religi, Ilmu Politik dan Sejarah Timur Tengah. Editor senior The Muslim World ini juga mengajar di American Academy of Religion, The Middle East Institute, Association of Middle Eastern Studies, Arab-American University Graduate.
(Humas UGM)