Fakultas Geografi UGM bekerjasama dengan Ikatan Geografiwan Universitas Gadjah Mada (IGEGAMA) Pusat pada tanggal 19 Februari 2005 mengadakan Workshop bertema “Kontribusi Ahli Kebumian Pada Pembangunan Wilayah Nangroe Aceh Darrussalam dan Sumatra Utara Pasca Bencana Gempa dan Tsunami” di Auditorium Fakultas Geografi UGM.
Pembicaranya antara lain: Prof. Dr. Sutikno (PSBA-UGM); Kol. Drs. Rusdi Ridwan (DISHIDROS); Drs. Sudaryono, M.Sc (KLH); Dr. Fajar Alihar (LIPI); Dr. Suratman W., MSc (Fakultas Geografi UGM); Fakultas Geografi UMS; Dr. Aris Poniman (BAKOSURTANAL); Dra. Ratih Dewanti, M.Sc (LAPAN); Drs. Suwahyono, M.Sc (BAKOSURTANAL); Dr. Muh. Dimyati, MSc (KIMPRASWIL/PU); Ir. Bakti Setyawan, M.A., Ph.D (Teknik Arsitektur UGM); dan Jurusan Geografi UI.
Menurut Dekan Fakultas Geografi Dr. Hartono, DESS, workshop ini bertujuan untuk menampung karya pikir ahli kebumian tentang berbagai hal terkait Nangroe Aceh Darrusalam dan Sumatra Utara dalam suatu penemuan singkat dan merangkum karya pikir tersebut dalam suatu bundel yang sementara disebut buku Sumbang Pikir Ahli Kebumian Terhadap Pembangunan kembali Nangroe Aceh Darussalam dan Sumatra Utara seutuhnya dan Menyeluruh Pasca Bencana.
“Workshop ini dilatar belakangi adanya bencana yang menimpa Nangroe Aceh Darrussalam dan Sumatra Utara yang merupakan bencana alam sangat dahsyat berskala internasional yang terjadi pada abad ini. Menurut data dari Departemen Sosial, korban yang meninggal 114.978 dan 12.132 jiwa hilang,” ungkapnya.
Dr Hartono mengemukakan, bencana tersebut telah menyentuh kalbu paling dalam dari seluruh lapisan msyarakat dunia, mulai dari penguasa, pengusaha, pemikir, hingga warga biasa dan telah menggerakkan potensi gerakan kemanusian yang terbesar pula pada abad ini.
“Berbagai komponen masyarakat dunia dan Indonesia, khususnya profesional telah, sedang dan akan menyumbangkan berbagai hal sesuai porsi masing-masing,” ujar Dr. Hartono.
Dr. Hartono menambahkan, para profesional bidang kebumian yang menyebar di berbagai wilayah, yang sebagian juga warga Nangroe Aceh Darrusalam dan Sumatra Utara, juga diyakini telah, sedang dan akan melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuannya.
“Terdorong oleh hal tersebut, maka Fakultas Geografi UGM bekerjasama dengan IGEGAMA Pusat berinisiatif melakukan kontemplasi dan menuangkan sebagian kemampuan berpikirnya untuk pembangunan wilayah Aceh dan Sumatra Utara kembali secara menyeluruh dan seutuhnya (tahap rehabilitasi dan rekonstruksi) dalam bentuk workshop para ahli kebumian,” tegas Dr. Hartono. (Humas UGM)