Sebanyak kurang lebih 270 orang mahasiswa program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) UGM akan diterjunkan di 9 lokasi kawasan transmigrasi yang ada di Indonesia. Kesembilan lokasi tersebut adalah kawasan transmigrasi Lunang Silaut, Kabupaten Pesisir, Provinsi Sumatera Barat; Batu Ketumpang, Kabupaten Bangka Selatan, Bangka Belitung; Lagita, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu; Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Selanjutnya di Cahaya Baru, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan; Telang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan; Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Tenggara; Lamunti Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah dan Mutiara, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara.
Direktur Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPkM) Universitas Gadjah Mada, Dr. Rustamadji, M.Kes., mengatakan penerjunan mahasiswa KKN ini akan dilakukan pada pertengahan tahun ini bersama dengan ribuan mahasiswa ke seluruh pelosok Indonesia. Kehadiran mahasiswa KKN di lokasi kawasan transmigrasi ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi peningkatan keterampilan warga transmigran dalam mengelola sumber daya yang ada di sekitar mereka. “Mahasiswa KKN kita harapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan mendorong produktivitas lahirnya produk unggulan tidak hanya sektor pertanian saja namun di luar sektor pertanian,” kata Rustamadji usai melakukan Penandatangan surat perjanjian kontrak Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPkM) Universitas Gadjah Mada dengan Direktorat Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) RI, dalam bidang pengembangan program KKN Tematik Ketransmigrasian tahun 2024, jumat (31/5) di ruang sidang 1 kantor DPkM UGM.
Penerjunan mahasiswa KKN ke kawasan transmigrasi ini menurut Rustamadji merupakan hasil kerja sama yang antara UGM dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Menurutnya kerja sama yang sinergis ini bisa memberikan manfaat bagi warga transmigran agar lebih sejahtera. “Saya kira sinergi yang sudah dilakukan ini bisa memberikan manfaat bagi kedua belah pihak dan menjadi legasi dalam mendorong kawasan transmigran menjadi lebih maju dan berkembang,” katanya.
Sekretaris Dirjen Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Kemendes PDTT, Sigit Mustofa Nurudin, penerjunan mahasiswa KKN-PPM UGM ini bisa mendukung dan mendorong terjadinya regenerasi petani di kawasan transmigran sehingga bisa kawasan tersebut bisa menjadi pusat pertumbuhan lokal.
“Sekarang ini semangat untuk menjadi petani itu sangat kurang dan mengubah mindset masyarakat terkait profesi ini perlu ditingkatkan dimana profesi bisa menjanjikan dan diminati oleh anak muda namun sekarang tergantung bagaimana cara kita bisa memoles,” paparnya.
Mustofa berharap mahasiswa KKN bisa meningkatkan potensi warga transmigran untuk bisa mengolah sumber daya yang ada agar pendapatan masyarakat transmigrasi naik dan semakin sejahtera.
Mustofa sempat menyebutkan, Kemendes PDTT setiap tahunnya hanya mampu mengirim sekitar 200 kepala keluarga ke lokasi kawasan transmigran. Jumlah tersebut sangat jauh dari jumlah daftar tunggu calon transmigran yang mencapai 5700 kepala keluarga. Menurutnya, kondisi ini berbeda dalam 25-30 tahun lalu dimana pemerintah bisa mengirim 50 ribu hingga 100 ribu kepala keluarga. “Anggaran transmigrasi dulu mencapai mencapai Rp 5 triliun sekarang anggaran Kemendes PDTT Rp2,7 triliun dan untuk anggaran transmigrasi hanya Rp200-an miliar,” jelasnya.
Meski sudah memiliki peraturan perundang-undangan dan peraturan pemerintah yang cukup kuat dalam bidang ketransmigrasian, Mustofa mengatakan bahwa pihaknya tidak hanya cukup mengandalkan dana dari APBN namun ke depan akan menggandeng badan usaha dan perusahaan swasta untuk mendukung pengembangan kawasan transmigran.
Penulis: Gusti Grehenson