Saat ini, penguasaan teknologi peroketan di Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia, seperti India, China, Korea Utara, Korea Selatan, dan Jepang. Inertial Measurement Unit (IMU) merupakan komponen utama dalam roket kendali. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) adalah lembaga penelitian yang sedang mengembangkan roket balistik dan roket kendali (guided rocket) tersebut.
“Uji terbang roket kendali yang belum menggunakan sensor IMU dengan standar roket kendali dapat mengakibatkan kegagalan pada saat uji terbang,” papar Wahyudi pada ujian terbuka program doktor Fakultas Teknik UGM, Selasa (19/5) di Fakultas Teknik. Pada ujian tersebut Wahyudi mengangkat judul disertasinya “Rancang Bangun Sensor Inertial Measurement Unit (IMU) untuk Roket Kendali LAPAN”.
Jika sensor yang digunakan pada perancangan IMU mempunyai jangkauan pengukuran yang terlalu lebar, maka hasil pengukuran gerak roket kurang teliti. Untuk mendapatkan sensor IMU dengan jangkauan pengukuran yang lebar dan mempunyai ketelitian yang tinggi, diperlukan multisensor dalam perancangannya.
“Sensor yang punya jangkauan pengukuran lebar, biasanya mempunyai sensitivitas rendah,” papar dosen Teknik Elektro UNDIP, Semarang tersebut.
Rancang bangun sensor IMU untuk roket kendali dalam penelitian Wahyudi ini terdiri dari 2 unit akselerometer dan 3 unit giroskop pada sumbu-x, serta 2 unit giroskop dan 2 unit akselerometer pada kedua sumbu yang lain. Sensor IMU yang dirancang tersebut telah memperbaiki spesifikasi IMU sebelumnya dari segi kecepatan data, resolusi spasial dan resolusi angular, serta dengan adanya algoritme pemilih data sensor.
“IMU dalam disertasi ini telah berhasil meningkatkan ketelitian pengukuran data percepatan dan data kecepatan sudut,” urai Wahyudi.
Hasil penelitian disertasi ini, yaitu IMU hasil rancangan Wahyudi mampu meningkatkan ketelitian pembacaan data percepatan data kecepatan sudut. Selain itu, sensor IMU hasil rancang bangun pada disertasi ini punya spesifikasi yang lebih baik daripada sensor sebelumnya. Sementara itu, pemilihan data sensor dilakukan dengan algoritme PDS yang memberikan prioritas pada sensor dengan sensitivitas yang lebih tinggi. (Humas UGM/Satria)