Fajar Priyambada, mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 2011, berhasil mendapatkan beasiswa untuk mengikuti program student exchange AUN-ACTS di National University of Singapore (NUS). Seleksi untuk mendapatkan kesempatan belajar di NUS melalui serangkaian seleksi yang sangat ketat karena NUS hanya memberikan kuota untuk 5 mahasiswa yang berasal dari universitas-universitas anggota AUN.
“Dalam periode akademik yang diikuti di NUS tersebut kebetulan saya satu-satunya mahasiswa exchange yang berasal dari universitas di Indonesia,” papar Fajar, Kamis (4/6).
Fajar menuturkan NUS menjadi tujuan utama bagi banyak mahasiswa untuk student exchange karena NUS menduduki peringkat 1 di Asia dan peringkat 22 di dunia (QS University Rankings 2014). Di NUS terdapat ratusan student exchange yang berasal dari berbagai universitas top dunia, sehingga persaingan di dalam kelas sangat kompetitif. Sistem Bell Curve yang diterapkan oleh NUS membuat mahasiswa berusaha memperoleh nilai yang terbaik, karena walaupun sudah mendapatkan nilai tinggi dalam ujian, hal tersebut tidak menjamin mahasiswa memperoleh hasil akhir sesuai yang kita inginkan.
“Untuk memperoleh nilai A adalah hal yang sulit karena rata-rata kelas sangat tinggi,”paparnya.
Untuk sistem perkuliahan, Fajar merasakan atmosfer kelas yang berbeda dengan di Indonesia karena umumnya perkuliahan dilaksanakan di Lecture Theatre dengan pengajar yang berasal dari berbagai negara, bahkan untuk suatu module (mata kuliah) diajarkan oleh 3 dosen atau lebih dan berbasis IT.
Fajar mengikuti program AUN-ACTS tersebut selama satu semester, pada Januari sampai Mei 2015. Seleksi program AUN-ACTS,kata Fajar, meliputi seleksi fakultas, seleksi universitas asal (home university) dan seleksi di universitas tujuan (host university). Untuk universitas tujuan, mahasiswa dapat memilih 3 universitas tetapi harus dari negara yang berbeda-beda. Saat itu Fajar mendaftarkan diri dan mendapat Letter of Acceptance (LoA) dari 3 universitas yang ia pilih, sehingga akhirnya ia memilih NUS sebagai pilihan pertamanya.
Sementara itu Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Biologi UGM berharap agar pada periode selanjutnya lebih banyak lagi mahasiswa UGM yang berhasil memperoleh beasiswa AUN-ACTS.
“Program ini memiliki banyak tujuan dalam rangka memajukan regional, salah satu tujuannya adalah mendidik mahasiswa untuk siap meniti karir masa depan yang akan memajukan ASEAN,” kata Budi. (Humas UGM/Satria)