Saat melakukan travelling ada kalanya kita merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik karena minimnya fasilitas pensuplai energi listrik. Terlebih lagi bagi para pecinta alam yang banyak melakukan perjalanan ke gunung maupun pantai. Keterbatasan energi listrik di daerah wisata ini tentunya menghambat pemanfaatan alat elektronik secara maksimal.
Melihat kondisi tersebut, lima mahasiswa UGM mengembangkan inovasi yang dapat membantu para traveller memenuhi kebutuhan energi listrik setiap saat ketika bepergian. Mereka adalah Bagas Antiko R.M. , Ayrton Fithiadi Sedjati , Paksi Yudha Sasmita, dan Enggar Yudha Prasetyo dari Jurusan Teknik Fisika serta M.Fatkhu Rizal S.F., dari Fakultas Filsafat yang berhasil merakit puzzel surya portabel (PSP) yang ramah lingkungan.
“Banyak traveller maupun pecinta alam yang mengeluhkan minimnya cadangan energi listrik saat bepergian sehingga membatasi penggunaan alat elektonik mereka padahal perjalanan menuju lokasi wisata membutuhkan alat elektronik tertentu dengan energi listrik dan waktu yang tidak sedikit,”papar Bagas, Rabu (10/6) saat berbincang dengan wartawan di Ruang Fortakgama UGM.
Meskipun saat ini banyak dikembangkan panel surya untuk menyimpan energi, tetapi dengan bentuk konvesional tidak memungkinkan untuk di bawa ke mana-mana. Dengan puzzel surya portabel ini diharapkan mempermudah pemanfaatan panel surya untuk memenuhi kebutuhan energi yang dapat dilakukan dimanapun dan kapan pun. “Sebenarnya banyak panel surya portabel di pasaran, tetapi merupakan produk impor dengan harga yang mahal sekitar Rp. 1,7 juta,” ungkapnya.
Sementara prototipe yang mereka buat lebih terjangkau hanya menghabiskan biaya produksi sekitar Rp. 500 ribu karena diproduksi sendiri dan menggunakan komponen lokal. PSP tersusun dari 4 unit panel surya masing-masing berukaran 13×13 cm yang dapat dilipat dalam 4 bagian, kabel rangkaian 1 mm, kabel, USB, serta tembaga. Disamping itu juga disertai dengan regulator untuk menstabilkan tegangan.
Puzzel surya portabel ini mampu menyimpan tegangan hingga 5 Volt. Sementara itu saat cuaca terik dapat menghasilkan arus sampai 0,9 Amper. “Kapasitas internal memorinya sebasar 5.500 mAh bisa untuk mencarge HP dalam waktu sekitar 2 jam,” jelas Enggar menambahkan.
Lebih lanjut disampaikan Enggar PSP ini adalah panel surya yang berbasiskan DIY (Do It Yourself) yaitu dapat di lepas-pasang pada setiap unit panelnya. Dengan begitu mempunyai sifat fleksible tergantung kebutuhan pengguna. “Jika salah satu unitnya rusak bisa diganti sendiri, berbeda dengan produk impor jika rusak bagiannya sulit diperbaiki,” imbuhnya.
Pengembangan PSP dimulai sejak bulan Februari 2015 lalu. tidak lepas dari Program Kreativitas Mahasiswa 2015. Di buat dibawah bimbingan Dr. Ahmad Agus Setiawan, S.T.,M.Sc. “Pengembangan sudah dilakukan sejak bulan Februari kemarin, tetapi pembuatannya perlu waktu 2 minggu saja,”terangnya.
Saat ini PSP dalam penyempurnaan packaging dan tengah proses pengajuan paten di Dirjen HKI. Namun kedepan mereka juga akan mengembangkan PSP untuk spesifikasi yang lebih besar yaitu dapat mensuplai energi listrik laptop. “Harapannya dengan alat ini bisa mengurangi ketergantungan kita terhadap produk-produk buatan luar negeri dan bisa mendukung kemandirian energi,”harap Paksi menutup perbincangan. (Humas UGM/Ika)