Karakteristik pelaku sektor informal di Kota Gorontalo telah mengalami transformasi baik menyangkut aspek demografi, sosial, budaya dan etnik, serta gender dan pendidikan. Sektor ini pun kian diminati secara terbuka oleh pencari kerja dari berbagai latar belakang etnis dan usia. Demikian disampaikan oleh Kepala Lantor perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Gorontalo, Rahmatiya Ali, S.T., S.P., M.Si., saat melaksanakan ujian terbuka program doktor di Fakultas Geografi UGM, Sabtu (13/6).
Dalam kesempatan tersebut, wanita kelahiran Bitung, 39 tahun silam ini mempertahankan disertasi berjudul “Transformasi Sosial Kultural Sektor Informal di Kota Gorontalo”. Berlaku sebagai promotor Pro.Dr.R.Rijanta,M.S., dan ko-promotor Prof.Dr.M.Baiquni,M.A.
Rahmatiya mengatakan pelaku sektor informal di Kota Gorontalo menggambarkan adanya solidaritas pluralisme yang tinggi. Hal ini ditunjukkan para pelaku usaha dapat secara berdampingan dalam menjalankan usaha tanpa memandang perbedaan suku, etnis, gender, pendidikan, umur, maupun faktor sosial budaya.
“Yang menarik disini tenaga kerja dengan level sarjana pun bersedia menjadi pekerja sektor informal,” jelasnya.
Sementara dari sisi karakter aktivitas sektor informal di Kota Gorontalo juga telah mengalami transformasi. Berbagai aktivitas usaha sektor informal pun mengalami kemajuan dari sisi penggunaan alat-alat tradisional dalam bentuk manual mulai bergeser menggunakan teknologi berbasis teknologi informasi. Demikian halnya saat melakukan rekrutmen tenaga kerja lebih mempertimbangkan aspek profesional daripada kekerabatan dan kesemaan etnis. “Jenis usaha dan modal juga semakin besar, sementara untuk jam kerja saat ini sudah ada standarnya dan tradisi istirahat tidur siang sedikit demi sedikit mulai menghilang,” terangnya.
Untuk sebaran spasial sektor ini, kata dia, sudah menempati lokasi terbaik karena sangat strategis di pusat kota dan pusat bisnis. Kendati begitu, lokasi tersebut juga rentan terdampak banjir.
Lebih lanjut disampaikan Rahmatiya pertumbuhan sektor informal ini tidak hanya mampu mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan kota. Namun begitu juga dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi ekonomi di Kota Gorontalo. (Humas UGM/Ika)