Tiga mahasiswa UGM berhasil mengembangkan inovasi aplikasi teknologi yang memudahkan masyarakat untuk melaporkan kondisi jalan rusak di Yogyakarta. Aplikasi yang diciptakan Derta Isyajora Rakhmah dan Zamahsyari dari prodi Ilmu Komputer serta Dzimar Akbarur Rokhim prodi Kartografi dan Penginderaan Jauh ini dinamai “Jalanan Yogya”.
Pengembangan aplikasi tersebut bermula dari keprihatinan ketiganya akan jumlah kecelakan yang semakin meningkat karena faktor jalan yang rusak. Data Kepolisian RI 2014 mencatat setidaknya terjadi 1.498 kecelakaan lalu lintas akibat jalan rusak. Sementara upaya untuk menghimpun data ataupun informasi terkait jalan yang mengalami kerusakan membutuhkan waktu panjang dan membutuhkan biaya tinggi, terutama saat pemerintah harus melakukan pengecekan jalan rusak satu demi satu. “Hal ini menjadikan upaya untuk perbaikan jalan yang rusak menjadi semakin lama. Karenanya kami berinisiatif membuat aplikasi yang memudahkan pemerintah dalam menginventarisasi jalanan rusak,” papar Derta, Selasa (30/6) di Kampus UGM.
Melalui aplikasi berbasis android ini masyarakat pun bisa secara langsung melaporkan jalan mana yang rusak. Untuk pengoperasiannya tergolong sederhana hanya dengan mengaktifkan geolocation di handphone lalu memotret jalan yang rusak. Selanjutnya secara otomatis data langsung masuk ke server “JalananYogya”. “ Informasi hasil pelaporan tersebut langsung tersaji secara detail dalam waktu singkat disertai dengan koordinat lokasi jalan mana yang rusak,” jelasnya.
Selain menggunakan aplikasi berbasis android, masyarkat pun bisa melaporkan jalan rusak melalui twiter dengan men-tweet mencantumkan tagar #rusak dan mention ke @jalanananyogya.
Zamahsyari menambahkan dengan aplikasi ini dapat membantu masyakarat tentang jalan mana saja yang rusak sehingga masyarakat bisa lebih waspada saat berkendara melintasi rusa jalan yang rusak. Tidak hanya itu, penerapan aplikasi ini nantinya juga dapat membantu pemerintah melakukan pemetaan kondisi jalan yang rusak secara efisien. Dengan begitu mempermudah pemerintah dalam proses pengambilan kebijakan perbaikan jalan rusak. “Sebenarnya sudah ada portal yang dikembangkan pemerintah untuk menampung laporan masyarakat.Hanya saja informasi baru berupa deskripsi laporan tanpa disertai gambaran sebenarnya atau foto beserta koordinat lokasi sehingga masyarakat tidak bisa langsung tahu mana saja jalan yang rusak,” urainya.
Ia berharap prototipe yang mereka kembangkan kedepan dapat segera diaplikasikan. Dengan demikian angka kecelakaan lalu lintas akibat jalan rusak bisa ditekan. “ Kami berharap pemerintah bisa dengan segera meningkatkan proses perbaikan jalan,” tuturnya.
Ide pengembangan aplikasi pelaporan jalan rusak ini tidak hanya menjadi solusi dalam upaya perbaikan jalan. Namun, juga berhasil menghantarkan ketiganya meraih penghargaan gold sebagai peserta terbaik dari Indonesia dalam ajang kompetisi Urban Issuess yang diselenggarakan PBB. Kompetisi diikuti sekitar 200 tim dari berbagai negara di kawasan Asia. (Humas UGM/Ika)