Kaili (To Kaili) merupakan salah satu suku yang hidup tersebar di sekitar sungai di Sulawesi Tengah. Suku ini memiliki konsep unik dalam pembentukan ruang fisik pemukimannya. Pembentukan ruang fisik pemukiman warganya selalu dibangun berdasar konsep kosmologi, kesepakatan, dan ketaatan. Demikian disampaikan oleh Ir.Zaenal,M.T., saat ujian terbuka program doktor dalam bidang Ilmu-ilmu Teknik Prodi Ilmu Arsitektur, Senin (27/7) di Fakultas Teknik UGM.
Saat mempertahankan disertasi berjudul “Hierarki dan Keterhubungan Sou-Ngatabete pada Permukiman To Kaili di Toro Sulawsei Tengah”, dosen Jurusan Arsiterkur FT Universitas Tadulako ini mengatakan konsep penyesuaian dan konsep kategorisasi berkaitan dengan spasial juga menjadi konsep yang selalu diterapkan dalam pengembangan pemukiman suku Kaili.
Dari hasil analisis ontologi ditemukan adanya penerapan teori Nosarara Nosabatutu (persaudaraan dan gotong-royong) dalam membangun pemukiman. Teori ini merujuk pada keseimbangan, keharmonisan, dan keserasian dalam membentuk memanfaatkan, dan mengelola pemukiman yang ideal. “Intinya ada nilai-nilai kedamaian, ketentraman, dan perlindungan alam,” jelasnya.
Zaenal menyamapaikan Nosarara Nosabatutu berada di setiap satuan pemukiman yang memiliki keterkaitan seperti antara pemukiman skala kecil dengan pemukiman skala terbesar. Bentuk kestabilan, keharmonisan dari satuan pemukiman selalu menyesuaikan sehingga antara setiap satuan pemukiman terbentuk suatu kestabilan, keseimbangan, keharmonisan, dan keserasian yang terus akan dipertahankan.
Adanya ketidakseimbangan pada salah satu satuan pemukiman, katanya, akan berdampak pada ketidakseimbangan pada satuan pemukiman lainnya. Dengan begitu, keterhubungan setiap satuan pemukiman sangat berpengaruh pada keharmonisan pemukiman yang berhirearki. Artinya, setiap satuan saling mengikat satu sama lain sehingga menemukan titik keseimbangan dalam persaudaraan dan gotong-royong. “Nosarara Nosabatutu mempunyai tiga sistem yaitu sistem lingkungan, fisik, dan kekeluargaan sebagai unsur pembentuk menuju pada pemukiman ideal,” pungkasnya. (Humas UGM/Ika)