Teori ikatan valensi adalah suatu teori yang membicarakan tentang pembentukan atau pemutusan ikatan antar-atom dalam suatu molekul dengan melibatkan elektron valensi. Teori ini menjelaskan sifat-sifat atom ketika sudah menjadi molekul dan menjelaskan pula perilaku elektron pada ikatan tunggal, rangkap dua atau tiga, yang menyebabkan kumpulan beberapa atom itu dapat berpotensi bersifat racun (toksik).
“Elektron valensi adalah elektron yang terlibat dalam proses pembentukan ikatan. Elektron valensi ini berada pada kulit terluar dari suatu atom, yang berupa kulit utama, kecuali atom transisi,” papar Prof. Dr. Sardjiman, M.S., Apt pada pidato pengukuhannya sebagai guru besar pada Fakultas Farmasi UGM, Selasa (28/7) di Balai Senat UGM.
Pada kesempatan tersebut Sardjiman menyampaikan pidato pengukuhan berjudul “Sumbangsih Teori Ikatan Valensi Terhadap Sifat Racun Obat“.
Sardjiman menjelaskan bahwa obat pada umumnya merupakan senyawa organik. Obat adalah suatu racun yang dalam dosis atau takaran tertentu dapat menyembuhkan suatu penyakit. Obat umumnya merupakan senyawa kimia organik yang merupakan rangkaian atom-atom yang dihubungkan oleh ikatan antaratom menjadi molekul atau senyawa. “Ikatan antaratom oleh Kekule disimbolkan dengan suatu garis,” katanya.
Dalam pidato pengukuhannya Sardjiman sempat menyampaikan tentang tragedi talidomid dan etretinate (vitamin sintetik generasi ketiga retinoid) yang menyerang janin. Pada saat dilarang, 64 juta tablet telah terjual dan menghasilkan suatu epidemik bayi yang dilahirkan dengan anggota tubuh memendek seperti sirip, menggantikan tangan dan kaki.
Sementara itu etretinate merupakan suatu ester yang dapat terhidrolisis baik dalam suasana netral, asam, maupun basa. Etretinate merupakan suatu modifikasi struktur vitamin A yang dilakukan oleh industri metilester dan bagian cincin alisiklis diubah menjadi cincin aromatis.
“Karena etretinate telah menyebabkan cacat lahir yang serius, jangan gunakan obat ini jika sedang hamil atau berencana hamil,” urai Sardjiman.
Di akhir paparan Sardjiman mengatakan wanita yang mampu memiliki anak tidak harus menggunakan obat ini, kecuali mereka memiliki tes kehamilan negatif 2 minggu sebelum memulai obat ini; bila akan memulai terapi dengan etretinate normalnya pada hari ke-2 atau ke-3 menstruasi berikutnya; menggunakan metode yang dapat diandalkan, yaitu KB setidaknya 1 bulan sebelum menggunakan etretinate. (Humas UGM/Satria;foto:Ika)