YOGYAKARTA – Tempe dikenal sebagai sebagai makanan khas Indonesia dengan harganya yang murah yang selalu tersedia di meja makan. Tapi siapa sangka dari makanan fermentasi dari kedelai ini tidak hanya berguna bagi kesehatan namun juga telah dimanfaatkan sebagai pakan untuk ayam kampung. Pasalnya tempe diketahui mengandung asam amino yang bisa menggantikan asam amino sintetis dari pakan komersial. Selain harganya yang lebih murah dan mudah didapat, pakan tempe untuk ayam kampung ini ternyata menghasilkan daging yang lebih sehat karena rendah lemak dengan kandungan protein lebih tinggi tanpa kandungan residu antibiotik.
Demikian hasil penelitian Irana Maya Praditya, mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada berhasil menang dalam Alltech Young Scientist Competition regional Asia Pasifik baru-baru ini berkat penelitiannya tersebut. Dalam kompetisi itu, Iriana berhasil menjadi juara tiga. Maya mendapat hadiah uang senilai 300 dollar amerika berikut dengan piagam penghargaan. Meski tidak berhasil mewakili Indonesia di tingkat dunia, namun Maya mengaku bangga karena bisa membawa harum nama Indonesia. “Alhamdulillah senang dan sedikit lega, karena saya bersaing dengan 2600 peserta,” kata wanita kelahiran Sleman 23 tahun lalu ini saat ditemui di kampus UGM, Jumat (31/7).
Ketertarikan Maya pada pakan ayam kampung super ini berangkat dari kesulitannya mencari jurnal tentang penelitian pakan ayam kampung, umumnya penelitian lebih banyak pada pakan ayam broiler. Maya pun melakukan penelitian selama satu tahun untuk mencari pakan yang cocok bagi ayam kampung. Penelitian menggunakan 100 ekor ayam kampung yang dibagi menjadi empat kelompok dengan diberikan kontrol dan perlakukan berbeda. Masing kelompok diberikan pakan biasa, pakan menggunakan asam amino, pakan dengan tepung tempe lalu pakan dengan tepung tempe yang ditambah dengan asam amino.
Penelitian ini berhasil menciptakan ransum pakan ideal untuk ayam kampung super yang selama ini belum ada pakan khusus ayam kampung super di pasaran. Penelitian yang dilakukan Maya di Kelompok Ternak “Buras Mandiri” Pucanganom II, Murtigading, Sanden, Bantul, dan di Laboratorium Biokimia Nutrisi Fakultas Peternakan UGM di bawah bimbingan Asih Kurniawati, S.Pt., M.Si dan Ir. Chusnul Hanim, M.Si. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maya ini menunjukkan bahwa tepung tempe dapat menggantikan keberadaan asam amino lisin dan metionin buatan pabrik. “Tempe mengandung asam amino esensial yang lengkap yang dapat membantu penyerapan nutrien dalam pakan,” ujar anak sulung dari dua bersaudra asal Siadoraum Sleman ini.
Selain itu, tambah Maya, proses fermentasi dalam tempe dapat menghasilkan enzim-enzim pencernaan seperti amilase, protease, dan lipase yang mengubah senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana. Sehingga, nutrien dalam pakan dapat terserap optimal. “Proses fermentasi pada tempe juga menghasilkan senyawa antibiotik, sehingga dalam ransum pakan tidak perlu ditambahkan antibiotik lagi seperti pada pakan komersial,” tuturnya.
Yang menarik, kata Maya, daging yang dihasilkan dari ayam yang diberi pakan basal ditambah tepung tempe memiliki kandungan protein yang hampir sama dengan ayam yang diberi pakan basal ditambah asam amino sintesis, tetapi lebih tinggi daripada ayam yang diberi pakan basal dan pakan basal ditambah asam amino sintesis dan tepung tempe. Selain itu, kadar lemak daging dari ayam yang diberi pakan basal ditambah tepung tempe lebih rendah daripada kadar lemak daging dari ayam yang diberi pakan basal ditambah asam amino.
Menurut Mahasiswa Jurusan Ilmu dan Industri Peternakan ini, penelitian yang dilakukan oleh Maya dapat digunakan sebagai acuan penyusunan ransum untuk ayam kampung super. Ransum yang digunakan dalam penelitian juga dapat diterapkan untuk peternak kecil mengingat harga pakan komersial yang semakin tinggi dan harga asam amino sintesis yang cukup mahal untuk peternak kecil. Sementara itu, manfaat untuk konsumen yaitu mendapatkan daging ayam dengan rasa khas seperti ayam kampung dengan harga lebih murah, lebih sehat tanpa khawatir residu antibiotik, dan lebih rendah lemak.
Maya berharap, dari karyanya ini selain bermanfaat untuk peternak dan konsumen, dapat bermanfaat pula untuk kemajuan ilmu pengetahuan, dan dapat menghasilkan ide-ide kreatif lanjutan dari anak bangsa. (Humas UGM/Gusti Grehenson)