Setiap warga negara yang telah memenuhi syarat dapat menggunakan hak suaranya dalam pemilu. Apalagi, dalam waktu dekat akan dilaksankan pemilihan umum kepala daerah (pilkada) serentak yang berlangsung pada 9 Desember mendatang. Tidak terkecuali bagi penyandang tunanetra. Namun sayang, antusias para penyandang disabilitas untuk berpartisipasi kurang begitu diperhatikan karena minimnya sosialisasi. Penyandang tunanetra nantinya juga bisa mengenal lebih jauh profil calon yang akan dipilih.
Derta Isyajora Rakhman, mahasiswa prodi ilmu komputer UGM, berusaha memecahkan masalah tersebut. Ia sengaja merancang sebuah aplikasi khusus berisi informasi tentang pilkada yang ditujukan khusus bagi penyandang tunanetra. Aplikasi yang dinamakan Blindformation ini berbasis website dan dapat membantu para penyandang tunanetra mengetahui informasi seputar pilkada dan profil kandidat. Aplikasi ini dapat diakses langsung pada alamat blindfomation.org. “Intinya, aplikasi ini berbasis suara sehingga ada interaksi dengan tunanetra,” kata Derta saat di temui dalam acara bincang-bincang dengan wartawan di ruang Fortakgama, Gedung Pusat UGM, Selasa (17/11).
Untuk membuka aplikasi tersebut, kata Derta, para penyandang tunatera setidaknya perlu didampingi untuk membuka alamat website. Saat aplikasi sudah diakses, para penyandang hanya menekan tombol angka untuk menekan menu yang dipilih. Bahkan terdapat arahan memilih menu dengan suara. “Memang saat membukanya masih dibantu orang lain tapi bila sampai pada profil calon hanya cukup menekan tombol angka 1 hingga 8,” katanya.
Meskipun demikian, informasi seputar pilkada dan profil calon yang tersedia pada aplikasi ini baru pada profil kandidat di Provinsi DIY dan Pemerintah Kota Surabaya. “Memang belum semua profil kandidat, sementara ini baru DIY dan Surabaya saja,” katanya.
Alasan Derta belum semua kandidat di daerah lain ikut dipasang karena aplikasi ini baru dibuat dua minggu yang lalu dalam lomba Pilkada Apps Challenge Code for Vote 4.0 yang diadakan oleh Komisi Pemilihan Umum dan Perludem, 8 November di Jakarta. Aplikasi ini berhasil menjadi juara satu untuk kategori aplikasi bagi disabilitas.
Pria kelahiran Pemalang, Jawa Tengah ini mengatakan akan terus mengembangkan aplikasi tersebut dengan menambah konten yang berisi profil kandidat. “Sebelum pilkada serentak, saya harap bisa membuat profil pilkada dari Jawa Barat dan Jawa Timur,” katanya.
Kepada wartawan, Derta mengatakan ide untuk membuat aplikasi bagi tunanetra muncul setelah mengetahui banyak pemilih yang sudah lanjut usia di daerah pedesaan dan terpencil yang datang ke TPS hanya diarahkan oleh panitia ke bilik suara tanpa mengetahui dengan jelas profil calon yang akan dipilih. “Yang tua saja seperti itu apalagi yang tunanetra. Belum lagi para penyandang disabilitas yang tidak aktif menggali informasi,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)