Persoalan sarana dan prasarana transportasi di lingkungan kampus menjadi salah satu isu yang banyak mendapat perhatian. Beragam keluhan yang kerap muncul dari mahasiswa, misalnya terkait minimnya ketersediaan lahan parkir, terbatasnya sarana transportasi umum di kawasan kampus, atau kurangnya keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki atau pesepeda. Menurut Ir.Subagjo,Ph.D., sekretaris Departemen Teknik Mesin dan Industri UGM, salah satunya diakibatkan oleh peningkatan jumlah mahasiswa dan pegawai yang juga mengakibatkan naiknya volume kendaraan di UGM, sementara lahan yang ada sangat terbatas. Hal ini ia sampaikan dalam talkshow mengenai sistem transportasi UGM yang diadakan Senin (7/12) di selasar Kantor Pusat Fakultas Teknik.
Sementara itu, Muhammad Yusuf, S.T., MPA dari Direktorat Perencanaan dan Pengembangan UGM, menyatakan tantangan bagi pengaturan sistem transportasi di UGM banyak diakibatkan oleh posisi kampus yang terbuka untuk akses bagi masyarakat umum. Jalan Kaliurang yang membagi wilayah UGM menjadi dua bagian, pedagang kaki lima yang mengambil lahan trotoar, serta perkembangan wilayah sekitar kampus yang semakin dipenuhi pertokoan menjadi masalah eksternal yang perlu diperhatikan. Ia mengakui bahwa secara internal pun masih terdapat beberapa kendala, misalnya jumlah sepeda kampus yang masih sedikit dan tidak dapat mengakomodasi banyaknya jumlah mahasiswa.
Faktor eksternal dan internal ini, menurutnya, menjadi bahan pertimbangan untuk merancang kebijakan sistem transportasi yang ke depannya akan lebih diarahkan untuk mengakomodasi para pejalan kaki. “Skala yang harus diutamakan di kampus, pertama memang pejalan kaki, melihat jarak diagonal wilayah UGM masih yang kurang dari 2 km sehingga mahasiswa bisa didorong untuk berjalan kaki,” jelasnya.
Terkait hal ini, peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik, Lilik Wachid, S.T., M.T., menambahkan bahwa lahan parkir dan jalur untuk kendaraan pribadi memang perlu diatur dan dibatasi, bukan justru difasilitasi. “Jika yang menjadi prioritas adalah pejalan kaki dan pesepeda, maka merekalah yang harus difasilitasi. Artinya, parkir kendaraan harus dibatasi,” tambahnya.
Talkshow ini diadakan sebagai bagian dari kegiatan Transportation System Expo yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Teknik Industri 2012. Kegiatan ini sendiri bertujuan untuk mencari solusi yang tepat bagi persoalan sistem transportasi di UGM. Tidak hanya melalui penuturan para ahli yang menjadi pembicara dalam talkshow, para mahasiswa juga dapat menawarkan berbagai ide kreatif untuk mengatasi permasalahan transportasi. Dalam ekspo ini dipamerkan 14 model solusi permasalahan transportasi buatan mahasiswa dengan konsep yang cukup bervariasi, mulai dari rancangan penataan parkir, rencana pembangunan asrama, sistem transportasi umum, hingga aplikasi ponsel pintar yang memudahkan mahasiswa untuk saling menumpang ketika pergi kuliah. (Humas UGM/Gloria)