UGM dan PT. Chevron berkomitmen meningkatkan kompetensi sumber daya manusia Indonesia dalam penguasaan ilmu kebumian, panas bumi, dan perminyakan. Kerja sama tersebut direalisasikan dalam bentuk pengadaan fasilitas alat laboratorium kepada Fakultas Teknik UGM senilai Rp 3,7 Milyar.
Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., mengatakan bantuan fasilitas alat-alat laboratorium dari Chevron diharapkan mampu meningkatkan kompetensi lulusan FT UGM di bidang perminyakan dan geoscience. ”Tidak hanya dalam bentuk bantuan alat lab tapi ada program lain nantinya dalam peningkatan kualitas SDM dosen dan mahasiswa,” kata Rektor usai menerima bantuan secara simbolis di KPTU FT UGM, Selasa (8/12).
Kerja sama antara UGM dengan industri swasta, menurut Rektor, sangat memberikan manfaat bagi perguruan tinggi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil riset. ”Model yang sangat ideal untuk menjaga kualitas pendidikan dan lulusan,” ujarnya.
UGM saat ini, kata Rektor, tengah mencanangkan semagat socioentrepreneurship university untuk menjadikan program pembelajaran dan riset bisa diterapkan langsung di masyarakat, bahkan bisa mendukung kebijakan pemerintahan. ”Tantangannya lebih dari itu, bagaimana hasil riset dituntut masuk ke industri dan mempunyai paten,” katanya.
Melalui kerja sama kemitraan antara UGM dengan Chevron diharapkan bisa menghasilkan lulusan sebagai calon pemimpin dan wirausaha yang memiliki daya saing global. ”Kita berpikir ke sasaran yang dibutuhkan. Kombinasi warna akademisi dengan industri. Interaksi kita dengan industri mendorong kemajuan dari teknologi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan industri,” paparnya.
Sementara Presiden Komisaris Chevron, Hamid Batubara, mengatakan UGM merupakan mitra Chevron dalam kegiatan program kemitraan dengan universitas. Selain UGM kerja sama juga dilakukan dengan ITB. Meskipun begitu, program yang berlangsung selama 3 tahun dengan UGM tersebut, bantuan yang diberikan Chevron ke UGM termasuk yang paling besar. Menurutnya, kerja sama kemitraan ini tidak hanya menunjang pembelajaran dan riset, namun mendorong naiknya peringkat universitas di tingkat internasional. ”Kita punya ide yang sama, melangkah menuju peringkat lebih bagus secara terintegrasi, karena ada rekognisi apabila ada kerja sama semacam ini,” katanya.
Hamid Batubara menambahkan, Chevron memiliki komitmen yang kuat pada pendidikan tinggi dalam mengembangkan dunia pendidikan nasional. ”Kita butuh bersinergi, bermitra dan berkomitmen. Apabila komitmen kuat, setiap ada masalah pasti ada jalan keluar,” katanya.
Meskipun harga minyak dunia tengah mengalami penurunan yang cukup signifikan, Hamid menegaskan Chevron tetap melanjutan komitmennya pada dunia pendidikan. ”Kita ingin meningkatkan kapasitas sdm yang memiliki kompetensi dan punya kapasitas sehingga riset dan pengembangannya perlu digalakkan,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)