PT. Bank Central Asia Tbk (BCA) kembali mewujudkan kepeduliannya terhadap pengembangan fasilitas pendidikan untuk tingkat perguruan tinggi. Kali ini, BCA menyerahkan donasi untuk perbaikan Gedung Perpustakaan Pusat UGM.
Donasi senilai 2 miliar rupiah diserahkan Direktur BCA, Suwignyo Budiman, kepada Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D, di ruang sidang pimpinan, Jum’at (11/12). Turut hadir dan menyaksikan Head of CSR BCA, Sapto Rachmadi, Kakanwil II, Gunawan Budi Santoso, Kepala KCU Yogyakarta, Saswito dan jajaran pimpinan UGM.
Direktur BCA, Suwignyo, mengatakan dukungan BCA untuk memberikan donasi perbaikan Gedung Perpustakaan Pusat UGM merupakan wujud nyata kepedulian serta perhatian pada dunia pendidikan. Donasi dalam bentuk CSR (Corporate Social Responsibility) ini merupakan wujud tanggung jawab sosial dari keuntungan-keuntungan yang diperoleh perusahaan.
“Untuk CSR, kita pertama memang fokus pada bidang pendidikan, formal maupun informal, sarana dan prasarana, soft skill dan lain-lain,” kata Suwignyo.
Dukungan BCA terhadap pengembangan pendidikan di Indonesia, kata Suwignyo, dilakukan melalui sejumlah kegiatan. Kegiatan tersebut diantaranya pemberian donasi Pendidikan Ramah Anak di Papua kepada United Nations Internasional Children’s Emergency Fund (UNICEF). Selain itu, pendampingan beberapa sekolah di Wonosari, Yogyakarta, dari tingkat dasar hingga sekolah menengah atas.
“Untuk pendidikan non formal, kami pun melakukan pembinaan desa-desa wisata. Gua Pindul, Wonosari dan nanti sore kita akan meresmikan Desa Wisata Pentingsari (Dewi Peri) sebagai salah satu desa wisata binaan BCA sekaligus memberikan donasi infrastruktur dan donasi fasilitas penunjang pariwisata berupa personal komputer dan printer serta infrastruktur senilai 109 juta,” katanya.
Sementara itu, Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita., M.Sc., Ph.D., mengapresiasi dan berterima kasih kepada BCA yang telah mendukung upaya perbaikan Gedung Perpustakaan UGM. Sebagai universitas berbadan hukum, UGM saat ini dituntut mandiri, kreatif dan inovatif, tidak hanya di bidang akademik, namun juga fasilitas-fasilitas kampus.
“UGM sebagai universitas berbadan hukum, 60 persen saat ini telah dilepas oleh pemerintah dan hanya 40 persen dana pemerintah yang kita terima,” papar Rektor.
Bagi Rektor, perpustakaan merupakan jantung universitas. Sebagai pusat pembelajaran maka gedung dan fasilitasnya harus layak, aman dan nyaman.
“Ini merupakan fasilitas untuk proses pembelajaran, dan kini perpustakaan pun merupakan tempat berinteraksi, zona berdiskusi yang menjadikan suasananya hidup,” terangnya. (Humas UGM/ Agung)