Mulai dari dosen, dekan hingga rektor melebur menjadi satu memainkan suatu pertunjukan ketoprak sinergi yang mengambil lakon “Minakjinggo Nagih Janji”. Dalam kesempatan itu seluruh pejabat di lingkungan UGM mendapatkan peran, mulai dari Rektor UGM yang berperan sebagai ratu sepuh, sementara Kencana Wungu dimainkan oleh Dekan Fakultas Psikologi, Minakjinggo dimainkan oleh Dekan Fakultas Farmasi, Darmawulan diperankan oleh Dekan Fakultas Teknik, sedang Jaka Umbaran dimainkan oleh Dekan Fakultas Peternakan.
Dalam sambutannya, Ketua Panitia Dies UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., mengatakan tema sinergi digunakan untuk membangun kebersamaan diantara unit-unit yang ada. Ketoprak yang dimainkan oleh beberapa pimpinan civitas akademika tidaklah mudah. Namun, karena semangat sinergi dan bergotong royong, maka pembagian peran tersebut menjadi mudah.
“Dengan semangat sinergi ini kita bersama-sama bergotong royong membagi peran untuk sama-sama dipikul. Harapanya, semangat ini juga terus dibawa untuk membantu menyelesaikan persoalan-persoalan negara” kata Ali Agus, Sabtu (12/12) malam.
Dengan tema “Sinergis dan Inovasi” para pemain menyampaikan pesan-pesan edukasi di sela-sela adegan yang diperankan. Berlangsung di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) inti dari cerita yang dibawakan oleh para pejabat di lingkungan civitas akademika itu adalah menceritakan kegelisahan raja Majapahit Ratu Kencana Wungu dengan pemberontakan yang dilakukan oleh Adipati Blambangan, Kebo Marcuet. Untuk mengakhiri itu semua, Kencana Wungu menggelar sayembara bagi siapa saja yang dapat mengalahkan Kebo Mercuet berhak mempersuntingnya.
Namun, Ratu Kencana Wungu mengingkarinya karena Jaka Umbaran yang berhasil membunuh Kebo Marcuet berubah menjadi cacat dan wajahnya pun tidak dikenali. Jaka Umbaran yang berubah menjadi Minak jinggo pun berusaha menagih Janji. Kemudian cerita berakhir dengan kematian Ratu Kencana Wungu yang dibunuh oleh Damarwulan yang bertindak sebagai pembalas dendam Minak Jinggo.
Dengan disutradarai oleh Danang Marto Paidi, cerita dibalut dengan humor yang tinggi. Banyak pesan yang ingin disampaikan dalam cerita tersebut, khususnya ketika menjadi pemimpin jangan pernah memberikan harapan palsu. Sementara itu, dalam sambutannya, Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati mengatakan acara ini merupakan perayaan untuk mensyukuri sinergi antar fakultas maupun antar bidang di UGM.
“Acara ini celebration yang mensyukuri sinerggi antar fakultas dan antar bidang, sinergi lintas disiplin,” ungkapnya (Humas UGM/Putri;foto: Budi H)