Mengkaji hubungan polimorfisme gena TCF7/L2 dan Gena FTO serta implikasi klinisnya terhadap Diabetes Melitus (DM) tipe 2 obes pada etnis Jawa di Indonesia, dr. Pugud Samodro, SpPD, meraih gelar doktor di Fakultas Kedokteran UGM. Staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto ini berhasil meraih gelar doktor seusai menjalani ujian terbuka Program Doktor di Auditorium FK UGM, Jum’at (8/1) dengan mempertahankan disertasinya berjudul Polimorfisme Gena Transcription Factor 7-Like 2 (TCF7/L2) dan Fat Mass and Obesity Associated (FTO) serta Implikasi Klinisnya Pada Pengidap Diabetes Melitus Tipe 2 Obes.
Dalam ujiannya, Pugud Samodra mengungkapkan pengidap Diabetes Melitus (DM) terutama DM tipe 2 di dunia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang cukup pesat. Sementara, patogenis DM tipe 2 hingga kini belum sepenuhnya diketahui.
Menurut Pugud, setidaknya terdapat 3 faktor penting yang perlu diperhatikan dalam patogenis DM tipe 2, yaitu faktor individu atau genetik etnis yang membuat waran DM, faktor kerusakan fungsi sel beta pankreas dan faktor resistensi insulin. Karena itu, pengetahuan tentang faktor genetik diharapkan mampu memperkirakan, mencegah dan mengobati DM tipe 2 secara individu.
“Gena Transcription Factor 7-like 2 (TCF7/L2) dan Fat mass and obesity-associated (FTO) merupakan gena yang berhubungan dengan obesitas dan risiko DM tipe 2,” ujar Pugud Samodra didampingi promotor Prof. dr. Ahmad Husain Asdie, SpPD-KEMD dan ko-promotor Dr. Ahmad Hamim Sadewa, Ph.D.
Menggunakan analitik observasional dengan pendekatan kasus kontrol yang dilakukan 100 pengidap DM tipe 2 obes dan 100 subyek non DM obes di klinik Penyakit Dalam RSUD Margono Soekarjo, penelitian Pugud Samodra menyimpulkan frekuensi polimorfisme gena TCF7/L2 pada subyek DM tipe 2 obes lebih rendah dibanding dengan subyek non DM obes etnik Jawa. Frekuensi polimorfisme gena FTO pada subyek DM tipe 2 obes lebih tinggi dibandingkan dengan subyek non DM obes etnik Jawa. (Humas UGM/ Agung)