Sebanyak 176 kepala laboratorium untuk laboratorium dasar, laboratorium keilmuan, serta laboratorium terpadu di lingkungan UGM dilantik Rabu (13/1) di Balai Senat. Kepala laboratorium yang baru dilantik ini bertanggung jawab atas kegiatan pendidikan dan penelitian di dalam laboratorium yang dikelola untuk kurun waktu 3 tahun mendatang.
“Laboratorium merupakan ujung tombak pengembangan keilmuan, tidak hanya di UGM, tapi juga di Indonesia. Oleh karena itu, kita perlu terus meningkatkan kualitas laboratorium yang kita miliki,” ujar Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., dalam sambutannya.
Sejak tahun lalu, UGM melalui kantor jaminan mutu telah melakukan audit terhadap 260 laboratorium yang ada di lingkungan UGM. Masing-masing laboratorium diberikan penilaian berdasarkan berbagai kriteria, di antaranya fungsi dan peranan terhadap proses pendidikan, produktivitas hasil kerja, efektivitas, serta sarana dan prasarana yang dimiliki. Dari hasil audit ini, tidak sedikit laboratorium yang kemudian digabungkan dengan laboratorium lain untuk meningkatkan efektivitas pemakaian. Maka, pada tahun ini jumlah laboratorium menurun hingga menjadi 176.
“176 laboratorium yang ada saat ini adalah laboratorium yang memang layak dan penting untuk tetap eksis mendukung proses akademik,” tambah Dwikorita.
Dari audit yang telah dilakukan, menurutnya, pelajaran yang dapat diambil, yaitu perlunya kerja sama berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik dari segi gelar maupun jabatan, agar dapat memenuhi kualifikasi laboratorium yang baik. Untuk menunjang peningkatan kualitas ini, sejalan dengan pencanangan tahun 2016 sebagai tahun SDM, salah satu upaya yang telah dilakukan adalah menjalin kerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk menyediakan beasiswa secara khusus untuk studi doktoral bagi pengajar UGM.
“Kita sudah mendapat persetujuan, bahwa dalam tahun ini setidaknya ada 30 orang dari UGM yang akan mendapatkan beasiswa untuk studi S3. Kita juga akan memberikan insentif dan hibah bagi dosen-dosen untuk melakukan riset ke luar negeri serta membuat jurnal-jurnal ilmiah,” jelasnya. (Humas UGM/Gloria; foto: Budi H)