Tim SAKA UGM kembali menorehkan prestasi di panggung internasional. Dua penghargaan berhasil diraih sekaligus dalam kegiatan 11th Surin International Folklore Festival and Symposium (SIFFS), yang diadakan oleh Surindra Rajabhat University di Provinsi Surin, Thailand, 14-25 Januari 2016. Penghargaan pertama adalah The Pride of Asia, yang didapatkan berdasarkan pilihan dari penonton. Penghargaan yang lain adalah The Liveliest Perfomance (penampilan paling meriah). Sanggar Ayudha, yang ikut berpartisipasi dalam acara ini, juga mendapatkan penghargaan yaitu The Most Colourful National Costume (pakaian adat paling berwarna) dan 1st Winner Local Food Intenational Competition (juara satu lomba makanan lokal taraf internasional) untuk nasi tumpengnya.
Fahreza Lerian, ketua tim delegasi SAKA UGM, memaparkan festival tersebut merupakan serangkaian acara tahunan yang mengangkat isu perdamaian dunia melalui seni, tradisi, dan budaya. Penyelenggaraan SIFFS tahun ini tidak hanya menyajikan tarian saja, tetapi juga Art Competition, Food Local International Competition, Storytelling International Competition, dan ditutup dengan pernyataan deklarasi perdamaian dunia dari negara peserta.
“Lebih lengkap karena bukan hanya tarian tetapi juga ada festival makanan serta deklarasi perdamaian,”kata Fahreza, Kamis (28/1).
Ia menambahkan persiapan tim untuk mengikuti kegiatan tersebut kurang dari satu bulan. Ada empat tarian yang dibawakan, yaitu Tari Likok Pulo, Tari Kreasi Bungong Jaroe, Tari Ratoeh Duek, serta Tari Kreasi Aceh yang menggabungkan Tari Likok Pulo dan Tari Ratoeh Duek.
Bersama dengan 19 delegasi SAKA UGM lain dari berbagai fakultas mereka memiliki mimpi dan tekad yang kuat untuk dapat mempromosikan dan mengenalkan budaya Indonesia di Negeri Gajah Putih tersebut. Di akhir acara gemuruh tepuk tangan delegasi dari berbagai negara terdengar saat nama SAKA UGM disebutkan dua kali dalam malam puncak penghargaan 11th Surin International Folklore Festival and Symposium (Humas UGM/Satria)