Kementerian Pertanian menyerahkan bantuan mesin pertanian berupa combine harvester dan rice transplanter kepada 60 lulusan sarjana pertanian UGM. Mesin tanam dan mesin panen padi ini diberikan kepada pemuda yang ingin bergelut dalam bidang usaha agrobisnis. Program tersebut diharapkan bisa memotivasi pemuda untuk mau terjun dalam bidang pertanian. “Petani kita memerlukan regenerasi. Hampir di seluruh area pertanian, usia petani kita sudah kepala lima. Putra-putri mereka dimana? Mereka tidak di sawah, kebanyakan enggan mengganti pekerjaan orang tuanya. Jelas, petani kita tidak mengenal pensiun, perlu dipersiapkan (regenerasi) dari sekarang,” kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM, Kementerian Pertanian, Ir. Pending Dadih Permana, M.Ec. Dev, usai menyerahkan bantuan di gedung auditorium Fakultas Pertanian UGM, Jumat (5/2).
Penyerahan bantuan alat dan mesin pertanian ini disaksikan oleh Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM, Dr. Paripurna P. Sugarda, S.H., L.L.M., dan Dekan Fakultas Pertanian UGM, Dr. Jamhari. Penyerahan bantuan dilakukan untuk dua kelompok tani yang berasal dari Kabupaten Sragen dan Kabupaten Semarang. Anggota kelompok tani tersebut rata-rata merupakan lulusan sarjana pertanian UGM yang sudah menekuni usaha agrobisnis.
Dadih Permana dalam sambutannya mengatakan sistem pertanian di Indonesia harus dibangun dengan perencanaan yang baik, jangan sampai dibiarkan bekembang dengan sendirinya. “Apabila tidak by design, sebutan negara agraris nantinya akan kehilangan makna karena kehilangan SDM pertanian,” terangnya.
Ia pun mengajak kalangan perguruan tinggi dan industri untuk memajukan sektor pertanian. Selain itu, perlu menggandeng banyak sarjana pertanian untuk bekerja dalam usaha pertanian. “Tahun ini kami mulai tengah merintis 500 wirausahawan muda bidang pertanian,” ujarnya.
Dekan Fakultas Ppertanian UGM, Dr. Jamhari, mengatakan bantuan mesin pertanian ini diberikan pada lulusan Fakultas Pertanian UGM yang sebelumnya pernah mengikuti program Upaya Khusus (UPSUS) untuk swasembda padi, jagung dan kedelai. “Bantuan ini kita harapkan bisa mendorong kewirausahaan di bidang pertanian,” katanya.
Arga Kurniawan (24), salah satu penerima bantuan, mengatakan ia bersama temannya sebanyak 26 orang akan mengeloa bantuan mesin tersebut. Lulusan sarjana program studi perikanan tahun 2015 ini menuturkan bantuan mesin tersebut akan dikelola dan dimanfaatkan di area lahan pertanian Kabupaten Sragen dan sekitarnya. “Anggota kelompok kita ada di bagian pemasaran dan bagian pengelola mesin,” katanya.
Keberadaan mesin panen dan mesin tanam ini diharapkan mempercepat modernisasi pertanian di pedesaan. Namun, untuk mengantisipasi resistensi buruh tani terhadap keberadaaan mesin tersebut, Mudasir (30), salah satu anggota penerima bantuan lainnya, mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan para buruh penebas padi. “Kita akan kerja sama dengan penebas gabah,” kata alumnus Fakultas pertanian UGM ini. (Humas UGM/Gusti Grehenson)