Baru-baru ini, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi memublikasikan Pemeringkatan Perguruan Tinggi di Indonesia Tahun 2015. Pemeringkatan dilakukan terhadap 3.320 perguruan di Indonesia dengan 4 kriteria, yaitu kualitas SDM, kualitas manajemen, kualitas kegiatan mahasiswa serta kualitas penelitian dan publikasi. Hasil pemeringkatan menempatkan UGM pada peringkat ke-2, dengan total nilai 3.690.
Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati., M.Sc., Ph.D., menegaskan UGM terbaik untuk berbagai komponen di atas. Hanya ada 1 komponen yang berada pada ranking 2, yaitu kualitas penelitian dan publikasi.
“Nilai UGM bagus untuk semua kriteria. Hanya kualitas penelitian dan publikasi UGM di nomor dua,” kata Dwikorita, Kamis (11/2).
Dwikorita menyayangkan pemeringkatan ini tidak memasukan komponen pengabdian kepada masyarakat, padahal hal tersebut menjadi salah satu tugas pokok perguruan tinggi dalam Tridharma.
Senada dengan itu, Direktur Direktorat Pengabdian LPPM UGM, Prof. Ir. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D., mengatakan bahwa program pengabdian kepada masyarakat, salah satunya dilakukan melalui KKN (kuliah kerja nyata). Sejak tahun 1951, UGM telah merintis KKN ini melalui Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM). Dalam perkembangannya, lahirlah KKN tematik di tahun 1998-1999 sebagai respons dari kondisi krisis moneter di Indonesia tahun 1997.
“Dalam KKN ini, UGM juga sudah mengubah paradigma pembangunan menjadi pemberdayaan,” katanya.
Menurut Irfan, rekontekstualisasi kegiatan KKN UGM ini diharapkan mampu menghasilkan pemimpin sejati, yaitu lulusan UGM yang mempunyai empati dan peduli terhadap permasalahan masyarakat ekonomi lemah dan mampu memberdayakan mereka untuk menolong diri mereka sendiri. Tidak hanya itu, KKN UGM saat ini juga diterjunkan untuk membantu penanganan lahan gambut.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Prof. Dr. Suratman, M.Sc., menambahkan penerjunan mahasiswa KKN PPM dilakukan untuk menjaga reputasi UGM sebagai universitas kerakyatan. KKN PPM UGM juga diarahkan untuk memperkuat KKN Keistimewaan yang digulirkan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam menjalankan Keistimewaan DIY. “Karena UGM sudah dikenal sebagai universitas kerakyatan, universitas perjuangan, universitas Pancasila, universitas nasional, dan universitas kebudayaan,” kata Suratman (Humas UGM/Satria)