Media sosial telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat saat ini. Kepraktisan dan beragam fasilitas yang ditawarkan oleh media sosial menjadi daya tarik yang memikat orang-orang untuk terus menggunakannya sebagai sarana komunikasi dan berbagi informasi dengan cepat dan mudah. Namun, kemudahan yang ditawarkan dalam komunikasi membuat batasan interaksi sosial dan etika sosial terlihat semu atau bahkan tidak terlihat sama sekali.
Isu ini melatarbelakangi diadakannya kegiatan Sosialisasi Etika Berkomunikasi di Media Sosial oleh Fakultas Biologi UGM, Senin (15/2) di Auditorium Fakultas Biologi. Acara yang diikuti mahasiswa Fakultas Biologi, khususnya mahasiswa angkatan 2015 ini, menghadirkan Sekretaris Direktorat Bidang Teknologi Informasi dan Administrasi Akademik, Direktorat Pendidikan dan Pengajaran UGM, Dr. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T., sebagai pembicara.
Dalam sosialisasi ini Suning menyampaikan bagaimana perkembangan teknologi komunikasi telah membawa perubahan kepada cara orang berkomunikasi. Saat ini, hampir setiap orang dapat mengakses internet secara rutin, baik untuk mengirim pesan, mencari data dan informasi, membaca berita, atau untuk berinteraksi melalui media sosial.“Berkembangnya berbagai macam media sosial seperti facebook, instagram, twitter, dan jejaring sosial lainnya membuat informasi apapun dapat dengan mudah masuk ke ruang lingkup kehidupan kita. Menyikapi hal ini kita harus pandai dalam memilah dan memilih informasi,” ujarnya.
Menurut Suning media sosial memiliki dampak positif serta negatif. Manfaat positif adanya media sosial diantaranya memudahkan komunikasi dan berbagi informasi hingga melakukan transaksi bisnis. Namun di balik itu, media sosial juga membawa dampak negatif, yaitu penurunan kemampuan berkomunikasi di dunia nyata, kemerosotan moral di kalangan masyarakat, diabaikannya aturan ejaan dan tata bahasa, serta semakin maraknya pornografi, penipuan, dan cybercrime lainnya.
“Media sosial merupakan media yang bebas untuk digunakan namun diperlukan etika untuk membatasi kebebasan tersebut. Etika membantu kita berperilaku tepat dalam penggunaan media sosial yang kerap digunakan untuk menyebarluaskan berita-berita yang kurang baik,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya memilih informasi mana yang dapat disebarkan ke masyarakat luas, dan informasi mana yang sifatnya peribadi, sebelum informasi tersebut dibagikan ke publik. Ia menyebutkan beberapa etika yang harus diperhatikan, yaitu tidak mengumbar informasi pribadi, menggunakan kata-kata yang layak dan sopan, menghargai orang lain, tidak menilai berita hanya dari judulnya, memberikan opini berdasarkan fakta dan bukan asumsi, serta menghindari penggunaan media sosial jika sedang dalam keadaan emosi.
Dalam kesempatan yang sama Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Fakultas Biologi menyampaikan pentingnya sosialisasi ini bagi para mahasiswa. “Pesan saya, kita harus bijak dalam menggunakan media sosial sebagai sarana berkomunikasi sekaligus untuk meningkatkan prestasi akademik,” ujarnya. (Humas UGM/Gloria)