Universitas Gadjah Mada turut ambil bagian dalam ajang simulasi sidang PBB Model United Nation (MUN) di Boston, Amerika Serikat pada 11-14 Februari 2016 lalu. Pada kegiatan Harvad National Model United Nation (HNMUN) tersebut, UGM mengirimkan 4 mahasiswa sebagai delegasi.
Empat mahasiswa tersebut adalah Nela Navida (Ilmu Ekonomi 2013), Muhammad Hafiz Noer (Politik dan Pemerintahan 2014), Edward Giordan (Pariwisata 2014), dan Dipo Bijak Muhammad (Hukum 2014). Mereka berkesempatan menunjukkan kemampuannya dalam melakukan negosiasi dan diplomasi pada simulasi sidang PBB kali ini.
Harvard National Model United Nations (HNMUN) merupakan sebuah simulasi sidang PBB yang diselenggarakan untuk melatih para mahasiswa dalam melakukan lobi, negosiasi, dan diplomasi layaknya sidang PBB berlangsung. Kegiatan ini diikuti lebih dari 3.000 mahasiswa dari berbagai universitas yang berasal dari 70 negara di dunia.
Nela menyampaikan dalam HNMUN ini para delegasi melakukan simulasi sidang PBB yang terbagi dalam beberapa komite (council). Dalam HNMUN ini, ia masuk dalam council World Conference on Women, sedangkan Muhammad Hafiz dan Dipo Bijak masuk dalam council Disarmement and International Security Commite. Sementara itu, Edward Giordan masuk ke dalam council Socio Humanitarian and Cultural.
“Dalam HNMUN ini delegasi setiap negara berpartisipasi dalam sebuah simulasi negosiasi dan diplomasi internasional seperti di sidang PBB. Saat itu, saya masuk ke dalam komite yang membahas tentang kesehatan seksual dan reproduksi serta berposisi menjadi wakil dari negara Macedonia,” katanya, Senin (29/2) di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM.
Sebelum melaju ke HNMUN 2016, Nela dan ketiga rekannya harus melalui serangkaian seleksi ketat di tingkat universitas. Awalnya, mereka harus menjalani seleksi masuk UGM MUN Club bersaing dengan sekitar 100 mahasiswa dari berbagai jurusan di UGM. Setelah terpilih di tingkat universitas mereka pun menjalani seleksi berkas, mengirimkan esai dan dinyatakan lolos mengikuti HNMUN 2016.
Dalam kegiatan HNMUN ini turut digelar Social Venture Challenge (SVC). Kegiatan ini membuka kesempatan bagi generasi muda untuk mempresentasikan ide atau inovasi proyek sosial yang dirancang oleh setiap delegasi. Proyek sosial ini diharapkan mampu memberikan dampak sosial bagi masyarakat di masa mendatang.
Dalam kompetisi SVC ini Nela mengajukan proyek “Sago-chips House Production for Mama in Supiori, Papua, Indonesia”. Proyek yang diusulkan tersebut berhasil masuk dalam 9 besar bertujuan untuk memberdayakan perempuan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Supiori, Papua.
“Proyek tersebut merupakan proyek KKN yang akan saya jalankan bersama tim KKN di Supiori pada pertengahan tahun ini,” jelasnya.
Mewakili teman-teman lainnya, Nela mengaku mendapatkan tambahan pengetahuan dalam melakukan negosiasi dan diplomasi setelah ikut dalam HNMUN ini. Selain itu, dengan mengikuti kegiatan ini juga dapat memperluas jejaring.
“Kami sangat berterima kasih pada UGM dan PT. Angkasa Pura II serta semua pihak yang telah mendukung kami hingga dapat mengikuti HNMUN ini. Semoga keikusertaan kami ini bisa menginspirasi dan memotivasi mahasiswa lainnya untuk terus berkiprah mengharumkan nama universitas dalam berbagai kegiatan,” pungkasnya. (Humas UGM/Ika)