Dosen Fakultas Biologi UGM, Dr. Tri Rini Nuringtyas, S.Si., M.Sc., berhasil meraih penghargaan dari Indonesia Toray Science Foundation (ITSF). Ia terpilih menerima penghargaan sebagai best presenter dalam kategori life science ITSF 22nd Presentation Ceremony yang berlangsung pada 8 Maret lalu di Jakarta.
ITSF merupakan lembaga nirlaba yang dibiayai oleh Jepang Toray Industries Inc. Lembaga ini berkontribusi dalam pengembangan penelitian dan sains teknologi di Indonesia. Setiap tahunnya ITSF memberikan dana hibah kepada sejumlah peneliti di Indonesia. Tahun ini terdapat 21 proposal yang dinyatakan lolos mendapatkan dana hibah penelitian yang dipilih dari 158 proposal.
“Tahun 2015 kemarin saya mendapat dana hibah penelitian untuk melakukan penelitian mengenai ketahanan penyakit padi berpigmen,” katanya, Jumat (11/3) di Fakultas Biologi UGM
Nuning, begitu biasa ia disapa, menyampaikan dalam kegiatan ITSF 22nd Presentation Ceremony diikuti peneliti yang berasal dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian di Indonesia. Ia berhasil mendapatkan penghargaan best presenter dengan mempresentasikan penelitiannya berjudul NMR Metabolomic Study on Blast (Pyicularia grisea) resistance in Pigmented Rice.
“Dalam penelitian ini saya melakukan skrining terhadap kultivar lokal beras berpigmen yang tahan terhadap penyakit blas dengan pendekatan NMR metabolomik,” paparnya.
Penyakit blas disebabkan oleh jamur Pyricularia grisea. Penyakit ini pada umumnya menyerang bagian daun tanaman padi sehingga mengakibatkan lesi pada daun. Serangan hama ini menjadikan tanaman padi tidak sehat sehingga menjadikan pertumbuhan tidak bisa optimal.
Melalui langkah skrining pada tanaman padi berpigmen ini dapat diketahui varietas mana saja yang memiliki ketahanan terhadap penyakit blas. Dalam penelitiannya itu ia melakukan skrining terhadap delapan varietas tanaman padi berpigmen.
“Hasilnya menunjukkan bahwa padi jenis Cempo Ireng (beras hitam)merupakan yang paling tahan terhadap serangan penyakit blas,” terang lulusan Leiden University ini.
Nuning mengatakan dengan upaya skrining ini nantinya bisa digunakan untuk menemukan varietas-varietas padi berpigmen unggul yang tidak hanya resisten terhadap penyakit tetapi juga tahan terhadap serangan serangga maupun stres abiotik.
Lebih lanjut disampaikan Nuni, padi berpigmen ini kaya kandungan antioksidan dan serat tinggi sehingga menjadikanya potensial digunakan sebagai sumber pangan fungsional. Hanya saja pengembangannya sebagai sumber pangan masih terbatas karena berbagai kendala seperti pengolahan pasca panen maupun pemasarannya.(Humas UGM/Ika)