Program kewirausahaan dan inkubasi tingkat kampus, Innovative Academy, tahun ini diselenggarakan untuk yang ketiga kalinya. Dari 304 pendaftar, sebanyak 105 peserta berhasil lolos tahap seleksi awal untuk kemudian mengikuti Bootcamp yang diadakan selama 3 hari pada 18-20 Maret. Dalam Bootcamp ini peserta dimasukkan ke dalam beberapa kelompok dan diberikan bekal pengetahuan yang cukup dari para pakar tentang bagaimana membangun sebuah startup.
Innovative Academy sendiri merupakan program yang diselenggarakan atas kerja sama UGM dengan Kibar. Kegiatan ini bertujuan sebagai sarana pembinaan selama 3 bulan bagi mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu untuk membangun bisnis yang berkelanjutan dan berbasis penyelesaian masalah sehingga dapat membawa dampak positif bagi masyarakat.
“Melalui Innovative Academy kami berkomitmen membangun talent UGM yang tidak hanya memikirkan diri sendiri, membangun usaha bukan mencari uang untuk diri sendiri, tapi untuk menyelesaikan masalah yang ada di sekitar kita,” ujar Kasubdit Inkubasi Departemen Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM, Dr. Sang Kompiang Wirawan, S.T., M.T., saat membuka bootcamp, Jumat (18/3) di Grha Sabha Pramana.
Salah satu tujuan diselenggarakannya bootcamp ini, menurutnya, adalah untuk mempertemukan para mahasiswa dari berbagai fakultas sehingga dapat saling bekerja sama dan berkontribusi. “Spirit yang tidak boleh dilupakan adalah kebersamaan. Di sini tidak ada fakultas teknik, FEB, sosial, dan yang lainnya. Semua di sini adalah mahasiswa UGM yang jadi bagian dari Indonesia. Maka, kita semua harus saling berkontribusi, saling memikirkan bagaimana kita bisa membantu jika ada suatu masalah dalam masyarakat,” jelasnya.
Melihat adanya peningkatan animo mahasiswa dari tahun ke tahun, penyelenggaraan Innovative Academy pada tahun ini dibuat sedikit berbeda. Selain dengan adanya kegiatan Bootcamp yang baru diadakan tahun ini, pada periode ini diadakan pula kegiatan praseminar yang diikuti sekitar 1000 mahasiswa, termasuk 304 orang yang mendaftarkan diri. Jumlah pendaftar ini meningkat dibandingkan dengan jumlah pendaftar pada tahun 2014 sebanyak 200 orang, dan pada tahun 2015 sebanyak 230 orang.
Selama bootcamp para peserta tidak hanya dibekali dengan pengetahuan teknis dalam bisnis, desain, dan pemrograman yang penting untuk membangun startup, tetapi juga pengetahuan dalam membangun relasi yang baik dengan mitra bisnis. Hal ini menurut pendiri dan CEO Kerjabilitas, Rubby Emir, merupakan suatu hal yang harus diperhatikan sejak awal pendirian startup.
“Tim adalah aspek utama dari startup sebelum kita memikirkan tentang produk apa yang ingin dibuat, atau masalah apa yang ingin diselesaikan. Karena itu, sangat penting untuk membangun tim yang solid dalam mendirikan startup,” paparnya. (Humas UGM/Gloria)