Satuan Resimen Mahasiswa (Menwa) yang didirikan sebagai respons terhadap Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri pada tahun 1977 menjadi wadah untuk mempersiapkan mahasiswa dalam menjalankan kewajiban pembelaan negara dalam pelaksanaan strategi pertahanan dan keamanan nasional, baik secara fisik maupun mental, melalui berbagai pelatihan yang diadakan. Para anggotanya pun selama ini telah banyak menunjukkan peran dan keterlibatannya dalam berbagai kegiatan kemanusiaan serta respons tanggap bencana. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, minat mahasiswa terhadap resimen mahasiswa di berbagai universitas terlihat menurun.
“Saya menyayangkan minat terhadap Menwa di Indonesia yang saat ini menurun, tak terkecuali di UGM. Padahal, di Menwa bisa mendapatkan sesuatu hal baru yang belum tentu bisa didapatkan di tempat lain,” ujar Kepala Kanwil Bea Cukai Jakarta, Oentarto Wibowo saat menerima kunjungan 22 mahasiswa anggota Menwa di Jakarta, 19-20 Maret 2016.
Alumni Menwa UGM Yudha 8 dari Fakultas Kehutanan ini menggambarkan Menwa sebagai sebuah laboratorium kepemimpinan para mahasiswa yang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin yang disiplin dan bertanggung jawab. “Di Menwa saya mendapatkan ketahanan fisik, mental, keberanian, dan attitude. Menwa merupakan laboratorium kepemimpinan bagi yang ingin menjadi pemimpin. Dihormati bukan karena ditakuti, tetapi karena kemampuan yang dimiliki, sehingga mereka segan. Jadi, mahasiswa itu jangan jadi kupu-kupu mati, kuliah-pulang, kuliah-pulang, makan, tidur, tapi jadilah mahasiswa yang aktif di kegiatan non-akademik,” jelasnya.
Kunjungan ini dilakukan memenuhi undangan dari Keluarga Alumni Resimen Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (KAMENWAGAMA) ke Jakarta untuk mengikuti Sosialisasi Tugas dan Fungsi Ditjen Bea Cukai serta Turnamen Tembak Presisi Pistol. Dalam kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini mahasiswa juga melakukan kunjungan ke laboratorium bea cukai serta mengikuti patroli air bersama Ditjen Bea Cukai.di tanjung Priok.
“Tujuan diadakannya kegiatan seperti ini agar kami, bea cukai, dapat memperlihatkan sarana balai pengujian identifikasi barang kantor pos dan patroli air kepada masyarakat, khususnya mahasiswa. Kami juga membuka kesempatan kepada mahasiswa terutama jurusan kimia/teknik kimia yang membutuhkan tempat magang, dan kami berharap dapat bekerja sama dengan pihak universitas Gadjah Mada,” tambah Oentarto.
Bagi para mahasiswa, kunjungan ini menjadi sarana bagi mereka untuk memperoleh pengalaman dan lebih terlibat dalam kegiatan lapangan. “Kunjungan kemarin memberikan kesan tersendiri bagi kami, yang biasanya dalam menembak kita biasa menggunakan jenis senjata laras panjang akan tetapi saat menembak kemarin kami menggunakan pistol. Hal tersebut merupakan pengalaman yang baru bagi kami. Selain itu, bisa melihat laboratorium bea cukai dan merasakan patroli air. Pengalaman yang belum tentu datang sekali seumur hidup,” ujar Kepala Urusan IV Khusus Menwa UGM, Dina Nur Oktaviana, Kamis (24/3).
Mahasiswa Arkeologi UGM ini juga menyatakan bahwa kunjungan ini memberi motivasi tersendiri bagi para anggota Menwa. “Bertemu dengan orang-orang penting serta membagikan pengalaman-pengalaman luar biasa mereka hingga menduduki jabatan-jabatan penting yang tak terlepas dari usaha yang maksimal. Pengalaman tersebut menjadikan motivasi bagi kami untuk menggapai cita-cita yang kami inginkan. Membuat pecutan bagi kami, kami bisa seperti mereka,” tambahnya. (Humas UGM/Gloria)