Mempertahankan disertasi Teks Lakon Murwakala Pada Upacara Ruwatan di Nganjuk Versi Ki Suprapto, HS: Transkripsi, Struktur dan Makna, Dra. Siti Masitoh, M.Hum., dosen Fakultas Humaniora dan Budaya UIN-MALIKI, Malang, meraih gelar doktor di UGM. Dalam ujian yang berlangsung di ruang Multimedia, Gedung R.M. Margono Djojohadikusumo, Fakultas Ilmu Budaya UGM, Kamis (31/3), Siti Masitoh didampingi promotor Prof. Dr. Marsono, S.U dan ko-promotor Dr. Pujiharto, M.Hum.
Dalam ujiannya, Siti Masitoh berpendapat bahwa struktur teks lakon Murwakala versi Ki Suprapto, HS pada upacara ruwatan sukerta dan sengkala menunjukkan alur yang mundur atau flashback. Teks tersebut memberikan pemahaman bahwa tidak semua manusia dilahirkan dalam kondisi sempurna, ada yang kelahirannya dianggap tidak tepat sehingga orang tersebut mendapat ancaman dalam hidupnya dan menjadi makanan Bathara Kala.
“Karena itu, kondisi yang kurang baik dapat diatasi dengan mengadakan upacara ruwatan. Ruwatan ini adalah upaya permohonan kepada Tuhan untuk dibebaskan dari mara bahaya dan dalang berfungsi sebagai perantara,” ujar Siti.
Lebih lanjut teks lakon Murwakala versi Ki Suprapto, HS, dalam pandangan Siti menunjukkan silogisme bahwa dunia berisi tentang kenyataan yang menunjukkan sifat pertentangan atau binary opposition. Diantaranya pengancam >< terancam, ceroboh >< bijaksana, lemah >< kuat, buruk >< baik dan kejahatan >< kebaikan, dan pada akhirnya kejahatan dapat dikalahkan oleh kebajikan.
Siti menjelaskan sugesti keamanan bagi orang sukerta yang sudah diruwat adalah meyakinkan dirinya telah diruwat, telah dibebaskan dari ancaman Bathara Kala karena kemalangan sudah dihilangkan. Demikian pula dengan si Bathara Kala yang juga sudah diruwat untuk menghentikan ancaman.
“Sehingga tidak ada lagi yang mengancam kehidupan orang sukerta, atau sudah tidak ada lagi posisi terancam dan pengancam. Konsep sangkan paraning dumadi, yaitu suatu upaya untuk melihat dirinya sendiri dengan bertanya dari mana asal-usulnya dan apa tujuan hidupnya. Konsep tersebut tentu dipresentasikan melalui perjalanan tokoh Bathara Kala,” papar Siti Masitoh.
Dari penelitiannya tersebut Siti Masitoh berkesimpulan bahwa struktur dan makna teks lakon Murwakala versi Ki Suprapto, HS berbeda dengan versi-versi yang lain. Hal ini menunjukkan idiosenkretik Ki Suprapto, HS adalah seorang dalang ruwat dari Desa Sawahan, Kecamatan Nganjuk, Kabupaten Kertosono.
“Temuan penelitian ini tentu memperkuat pendapat Jonathan Culler, yaitu makna karya sastra ditentukan oleh pembaca. Dalam hal ini Ki Suprapto, HS sebagai narator dan makna teks tersebut tidak tunggal. Selain untuk bangsa dan negara, temuan ini juga berkontribusi bidang sastra dan budaya,” tandas Siti. (Humas UGM/ Agung Nugroho; foto: Gloria)