UGM terus mendorong laboratorium sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Laboratorium diharapkan bisa menjadi wadah pengembangan dan lahirnya berbagai produk teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat. Dengan begitu bisa mendukung kedaulatan teknologi Indonesia.
“Laboratorium harus bisa jadi pusat pengembangan iptek. Dengan begitu Indonesia tidak terlalu banyak mengimpor teknologi untuk mengatasi berbagai permasalahan bangsa,” terang Rektor UGM, Prof. Dr. Dwikoritakarnawati, M.Sc., Ph.D.,di Balai Senat UGM, Selasa (19/4)saat melantik 129 pejabat baru di lingkungan UGM. Mereka yang dilantik merupakan kepala dan sekretaris di berbagai unit kerja seperti laboratorium, program studi, program spesialis, dan departemen di UGM.
Dalam kesempatan itu Rektor mengatakan bahwa UGM terus berupaya meningkatkan kualitas baik dalam pendidikan maupun penelitian. Hal ini dilakukan untuk merespon tuntutan masyarakat global. Dengan demikian UGM diharapkan dapat lebih berperan dalam pengembangan IPTEKS.
“Kedepan UGM harus bisa lebih berkontribusi dalam memproduksi ilmu pengetahuan dan teknologi, mengingat dalam satuta UGM disebutkan bahwa UGM merupakan balai nasional ilmu pengetahuan dan kebudayaan,” paparnya.
Banyak tantangan yang harus dijawab oleh UGM.Meskipun UGM telah berdiri selama 66, tetapi belum sepenuhnya mampu mendorong kedaulatan teknologi di Indonesia.
“UGM punya sekitar 210 produk teknologi, namun baru ada sekitar 100 produk yang dipatenkan,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, ditekankan kembali oleh Dwikorita, laboratorium bisa memperkuat fungsi dan posisinya dalam upaya pengembangan teknologi. Dapat berperan menjadi motor penggerak muncul dan berkembangnya berbagai teknologi tepat guna yang bisa memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. (Humas UGM/Ika)