Perayaan Hari Kartini dan Hari Bumi yang berlangsung hampir berdekatan, yaitu pada 21 dan 22 April, menjadi momen bagi komunitas Student Goes to River, Klinik Lingkungan dan Mitigasi Bencana Fakultas Geografi, Pusat Studi Wanita, serta LPPM untuk menginisiasi gerakan wanita peduli lingkungan sungai yang disebut sebagai Srikandi Sungai. Melalui gerakan ini, para wanita khususnya mereka yang tinggal di sekitar kawasan sungai, didorong untuk menjadi kekuatan yang menggerakkan usaha-usaha untuk menciptakan kawasan sungai yang lebih indah dan sehat.
Banyak peradaban besar dunia yang tumbuh di sekitar wilayah sungai, seperti Sungai Nil di Mesir, Sungai Gangga di India, atau Sungai Musi di Palembang. Hal ini menunjukkan peran sungai yang begitu besar bagi kehidupan masyarakat. Namun di sisi lain, kawasan pemukiman di pinggiran sungai sering kali identik dengan lingkungan yang kotor dan tidak sehat. Tidak jarang pula kawasan ini menjadi sasaran terjangan banjir ketika musim penghujan tiba. Persoalan ini menunjukkan urgensi usaha pelestarian lingkungan sungai, termasuk melalui gagasan Srikandi Sungai.
“Srikandi adalah simbol seorang putri, pahlawan yang hebat dalam menyelesaikan masalah, seperti halnya Kartini,” ujar Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM sekaligus penggagas Srikandi Sungai, Prof. Dr. Suratman, Jumat (22/4) di Fakultas Geografi.
Seorang wanita, menurutnya, memiliki peran yang cukup signifikan dalam perkembangan sebuah bangsa. Karena itu, dalam usaha melestarikan lingkungan pun, karakternya yang menyukai keindahan dan memiliki kepedulian yang tinggi dapat menjadi kekuatan bagi para wanita untuk membuat perubahan dan menciptakan lingkungan yang lebih indah dan sehat.
Sebagai langkah awal, dalam momen perayaan Hari Kartini dan Hari Bumi ini, para mahasiswa yang tergabung dalam kelompok student goes to river akan melakukan pemberian bibit tanaman di 2 lokasi, yaitu di SDN 1 Karanganyar serta di wilayah Sungai Boyong. Selanjutnya, pemeliharaan tanaman akan diserahkan kepada warga agar mereka pun dapat terlibat secara langsung.
Fokus dari kegiatan ini yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya peran serta mereka dalam usaha pelestarian kawasan sungai. Untuk itu, di waktu mendatang akan dilakukan berbagai kegiatan lanjutan, khususnya dengan melibatkan kelompok wanita di pemukiman sekitar sungai, untuk memastikan keberlanjutan dan memaksimalkan dampak positif dari gerakan ini.
“Kami juga bekerja sama dengan komunitas sungai dan kelompok-kelompok yang ada di masing-masing wilayah. Ke depan kita akan adakan berbagai kegiatan pendampingan untuk bersama-sama menciptakan lingkungan sungai yang sehat,” ujar koordinator dosen dari Fakultas Geografi, Surani Hasanati, S.Si, M.Sc. (Humas UGM/Gloria)