Jagung menjadi komoditas pertanian utama serta sumber penghasilan bagi 85% warga Desa Koripan, Kabupaten Bantul. Luas lahan pertanian jagung di desa ini mencapai 30 hektar. Sekali panen tiap 1 hektar lahan pertanian tersebut dapat menghasilkan 4-5 ton jagung. Namun, warga setempat belum memanfaatkan potensi ini secara maksimal karena hasil panen jagung biasanya hanya dijual secara mentah tanpa diolah terlebih dahulu sehingga nilai jualnya relatif rendah. Hal ini mendorong lima mahasiswa UGM untuk menggalakkan program pengolahan kreatif jagung pascapanen sebagai upaya peningkatan ekonomi desa.
Aris Dwi Saputra, Ahadi Damar Praserya, Muhammad Faidzdiya Ul haq Kharisma, dan Mufti Khuzaimah Al-azizah dari Fakultas MIPA, serta Erwina Safitri dari Fakultas Teknologi Pertanian mencetuskan kegiatan ini melalui Program Kreativitas Mahasiswa di bidang Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-M). Sebagai tahapan awal, para mahasiswa melatih keterampilan warga setempat untuk membuat berbagai produk konsumsi berbahan dasar jagung, seperti tepung jagung dan mi jagung.
“Kami telah melakukan pelatihan kepada warga tentang pengolahan tepung jagung dan mi jagung. Di waktu mendatang kami juga akan melakukan pelatihan pembuatan bakpia jagung,” papar Muhammad Faidzdiya, Selasa (26/4).
Para mahasiswa tidak hanya membantu warga Desa Koripan dari segi produksi, tetapi juga berupaya menciptakan suatu sistem pemasaran yang baik dan berkelanjutan agar produk-produk yang telah dihasilkan dan dikemas dapat dijual ke berbagai daerah.
“Saat ini kami juga sedang membahas suatu sistem usaha bagi warga agar pemasaran dapat berjalan dengan baik. Dengan adanya suatu sistem maka usaha warga menjadi lebih terstruktur dan arahan kerjanya menjadi lebih jelas,” ucap Ahadi.
Untuk memastikan bahwa program ini dapat berjalan dengan baik, para mahasiswa juga turut melibatkan beberapa ahli di bidang pengolahan jagung, pangan, maupun kewirausahaan. Dengan demikian, para warga dapat menerima berbagai ilmu secara langsung dari ahlinya. Nantinya, setelah program ini berakhir warga yang telah mengikuti pelatihan dapat meneruskan dan mengembangkan usaha yang telah dirintis oleh para mahasiswa.
Para mahasiswa berharap agar warga Desa Koripan tidak hanya mahir dalam bertani tetapi juga terampil dalam mengonversi jagung hasil panen menjadi produk yang lebih bernilai jual tinggi dan menjadi sumber pemasukan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup para warga.
“Sistem pemasaran yang baik dan berkelanjutan bagi warga Desa Koripan diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,” imbuh Aris. (Humas UGM/Gloria)