Di era digital ketika sebagian besar persebaran informasi berlangsung di dunia maya, industri pertelevisian menghadapi persaingan dengan media-media online yang relatif lebih mudah diakses. Hal ini menuntut stasiun televisi untuk terus menghadirkan inovasi, baik dalam program tayangan maupun dalam media penyiaran, salah satunya dengan menyediakan akses untuk menonton siaran televisi secara online.
“Empat puluh persen anak muda tidak lagi menonton siaran televisi melalui televisi fisik, tapi melalui gadget mereka,” ujar Ketua Umum Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI), Ishadi SK, dalam Seminar Jurnalistik dan Produksi Kreatif Program Televisi di Grha Sabha Pramana UGM, Kamis (28/4).
Menonton siaran televisi dengan cara streaming, menurutnya, memang menjadi pilihan bagi anak muda, khususnya mahasiswa yang mungkin tidak memiliki televisi di asrama atau tempat kos. Karena itu, cara ini menjadi salah satu cara antisipasi yang telah dilakukan oleh seluruh stasiun televisi yang tergabung dalam ATVSI.
“Saat ini semua televisi menyediakan akses untuk streaming, sehingga penonton bisa mengakses siaran melalui gadget yang dimiliki,” tambah Ishadi yang saat ini menjabat sebagai Komisaris Trans TV.
Tahun 2016 juga menjadi periode strategis bagi industri pertelevisian Indonesia. Hal ini cukup beralasan karena tahun ini Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) akan mengevaluasi perpanjangan izin lembaga penyiaran bagi 10 televisi swasta yang bersiaran jaringan secara nasional. Hal ini sekaligus menjadi momentum bagi stasiun TV untuk turut menghadirkan inovasi dalam program tayangannya. Selain menarik untuk ditonton televisi tetap harus memperhatikan kualitas tayangan yang mendidik bagi masyarakat di segala usia.
Seminar ini merupakan bagian dari Roadshow ATVSI Peduli yang diadakan oleh ATVSI melalui kerja sama dengan beberapa lembaga, termasuk UGM. Dalam seminar ini para pekerja industri televisi membagikan pengalaman mereka selama bekerja di stasiun televisi, serta memberi gambaran mengenai aktivitas produksi acara di belakang layar, mulai dari proses persiapan hingga pengambilan gambar.
Beberapa narasumber yang hadir dalam seminar ini di antaranya pembawa acara Indonesia Lawyers Club, Karni Ilyas, pembawa berita Metro TV, Fifi Aleyda Yahya, produser Laptop si Unyil, Mutia S. Ginting, serta produser acara My Trip My Adventure, Yessy Yani Agus.
“Biasanya orang hanya melihat di layar kaca semuanya berjalan lancar. Yang mereka tidak tahu adalah bahwa di belakang layar proses persiapannya tidak se-glamour yang mereka bayangkan. Kami harus bekerja sangat keras untuk menyampaikan pesan secara baik kepada setiap penonton,” jelas Komisi Hubungan Antar Lembaga, Masyarakat dan Luar Negeri ATVSI, Retno Shanti Ruwyastuti.
Kegiatan ini, menurut Retno, merupakan kegiatan rutin yang akan dilakukan ATVSI setiap tahunnya sebagai salah satu sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada masyarakat yang menjadi penonton acara-acara mereka. Selain seminar, dalam roadshow ini juga diadakan program literasi media di sekolah-sekolah, serta berbagai kegiatan sosial. (Humas UGM/Gloria)