Meski unggul di bidang teknis operasi lapangan, Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) mengakui perguruan tinggi lebih maju untuk penguasaan teori manajemen operasi dan manajemen bencana. Oleh karena itu, guna menyeimbangkan kondisi lapangan dan penguasaan teori, Basarnas akan memberi kesempatan staf yang memenuhi persyaratan untuk kuliah S2 khusus terkait tugas-tugas Basarnas.
Demikian penegasan Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI FHB. Soelistyo, S.Sos., saat melakukan kerja sama dengan Universitas Gadjah Mada. Bagi Soelistyo, tekad melahirkan SDM yang kuat secara teoretis dan militan dalam tugas-tugas di lapangan menjadi latar belakang keinginan Basarnas melakukan MoU dengan UGM.
“Jadi kerja sama bukan hanya memori saja tapi sungguh-sungguh kita ingin melahirkan SDM yang handal dan kuat,” ujar Soelistyo di ruang Multimedia UGM, Kamis (12/5).
Soelistyo berharap kerja sama ini tidak hanya bermanfaat untuk Basarnas, namun juga untuk rakyat Indonesia. Dengan kerja sama ini, kedepan dapat menghasilkan sesuatu yang mampu menjawab harapan rakyat Indonesia terutama di bidang jaminan keselamatan.
Basarnas beranggapan dengan MoU saja belum cukup. Karena itu, untuk bisa berhubungan dengan para pakar di lingkungan perguruan tinggi Basarnas berkeinginan menaikkan kualitas SDM dan UGM dinilai memiliki kemampuan dan kapasitas untuk itu.
“Kemampuan institusi atau lembaga tentu tidak dapat berdiri sendiri. Kerja sama, soliditas dan sinergi diantara lembaga sangat diperlukan untuk menghasilkan kekuatan yang dahsyat. Kekuatan hebat yang mampu menjawab di setiap penugasan Basarnas,” katanya.
Ruang lingkup kerja sama UGM dan Basarnas kali ini terkait pelayanan pencarian dan pertolongan kepada masyarakat. Keduanya dalam kerja sama ini sepakat melakukan sosialisasi dan penyuluhan pada masyarakat mengenai program pencarian dan pertolongan (Search and Rescue). Selain itu, dilakukan pula pendidikan dan pelatihan search and rescue, latihan operasi SAR, pelaksanaan operasi SAR dan pengembangan kompetensi SDM.
Dr. Paripurna P. Sugarda, S.H., L.L.M, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM., menyatakan semua pihak telah mengakui reputasi Basarnas. Reputasi penanganan bencana tidak hanya nasional namun juga internasional.
“Kita bangga Basarnas karena beberapa waktu lalu mampu segera menemukan puing pesawat Air Asia. Dengan tidak banyak bicara namun banyak bertindak, kita tahu setiap kali terjadi kecelakaan atau bencana Basarnas selalu berada di depan,” katanya.
Paripurna berharap bersama Basarnas UGM ingin berada di garis terdepan saat terjadi bencana. Seiring harapan tersebut maka UGM secara terus menerus memperkuat jajaran bidang pengabdian pada masyarakat dan penelitian terkait dengan inovasi-inovasi untuk menciptakan masyarakat yang tangguh bencana. (Humas UGM/ Agung)